sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dunia soroti temuan 6 kg plastik dalam perut paus sperma di Indonesia

Bangkai paus sperma yang di dalam perutnya terdapat 6 kg sampah plastik tersebut ditemukan di dekat Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 22 Nov 2018 10:42 WIB
Dunia soroti temuan 6 kg plastik dalam perut paus sperma di Indonesia

Penemuan bangkai paus sperma di dekat Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi, pada Minggu (18/11) sekitar pukul 08.00 WITA mengejutkan publik. Pasalnya, hewan tersebut mati dalam kondisi mengenaskan.

Di dalam perut paus sperma berukuran 9,5 meter tersebut ditemukan enam kilogram sampah plastik. 

Kabar temuan bangkai paus sperma tersebut menuai sorotan dunia. Media yang bermarkas di Amerika Serikat, CNN, memuatnya dalam laporan bertajuk 'Dead whale in Indonesia had swallowed 1,000 pieces of plastic'.

"Sebagai pengingat terbaru tentang bahaya polusi di lautan kita, seekor paus yang mati di Indonesia ditemukan dalam kondisi perutnya dipenuhi enam kilogram sampah plastik," demikian kutipan laporan CNN pada Rabu (21/11).

Kantor berita Inggris, BBC, menyoroti temuan bangkai paus sperma ini dengan laporan berjudul 'Dead sperm whale found in Indonesia had ingested '6kg of plastic'.

"Seekor paus sperma mati yang terdampar di sebuah taman nasional di Indonesia memiliki hampir enam kilogram sampah plastik di perutnya," tulis BBC mengutip pernyataan otoritas terkait.

USA Today mengisahkannya dalam laporan bertajuk 'Dead whale in Indonesia had 115 plastic cups, 2 flip-flops in its stomach'. Demikian pula dengan ABC News yang memuatnya dengan judul serupa.

Dalam kalimat pembukanya, USA Today menyebutkan bahwa gelas plastik dan sandal jepit termasuk benda yang ditemukan di dalam perut paus sperma tersebut.

Sponsored

"Temuan ini memicu kekhawatiran di kalangan pecinta lingkungan dan pejabat pemerintah di salah satu negara pencemar plastik terbesar di dunia," tulis USA Today dalam laporannya yang rilis pada Selasa lalu.

Indonesia, negara kepulauan berpenduduk 260 juta orang adalah pencemar plastik terbesar kedua di dunia setelah China. Demikian ungkap sebuah penelitian yang diterbitkan di dalam jurnal Science pada Januari lalu. 

Menurut studi itu, Indonesia menghasilkan 3,2 juta ton sampah plastik salah urus dalam satu tahun, di mana 1,29 juta ton berakhir di laut. 

Menteri Koordinator Kemaritiman Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan bahwa temuan paus sperma tersebut harus meningkatkan kesadaran publik tentang perlunya mengurangi penggunaan plastik. 

"Saya sangat sedih mendengar ini. Ada kemungkinan bahwa banyak hewan laut lainnya juga terkontaminasi dengan sampah plastik dan ini sangat berbahaya bagi kehidupan kita," papar Luhut.

Luhut menjelaskan bahwa pemerintah tengah berupaya untuk mengurangi penggunaan plastik, termasuk dengan cara mendesak toko-toko untuk tidak menyediakan plastik. Sosialisasi juga menargetkan sekolah-sekolah demi memenuhi target pemerintah untuk mengurangi pemakaian plastik sebesar 70% pada tahun 2025.

"Ambisi besar ini dapat dicapai jika orang belajar memahami bahwa sampah plastik adalah musuh bersama," tegas Luhut kepada Associated Press.

South China Morning Post turut melaporkan temuan bangkai paus sperma di Sulawesi Tenggara dengan artikel berjudul 'Dead whale washes ashore in Indonesia with 115 plastic cups, 25 carrier bags and a pair of flip-flops in its stomach'.

Media Inggris, The Guardian, pada Selasa (20/11) merilis laporan 'Indonesia: dead whale had 1,000 pieces of plastic in stomach' untuk mengabarkan temuan bangkai paus sperma ini.

Ada pun The Huffington Post menyoroti laporan ini dengan artikel bertajuk 'Dead Whale Had 1,000 Pieces Of Plastic Inside Its Stomach – Including Flip-Flops'.

Sementara itu, New York Times memilih judul '1000 Pieces of Plastic Found Inside Dead Whale in Indonesia' untuk melaporkan peristiwa ini. 

Media Inggris lainnya, Independent, mengabarkannya dalam laporan bertajuk 'Dead whale washes up on Indonesian beach with over 1,000 pieces of plastic in its stomach'. 

Koordinator konservasi spesies laut di WWF Indonesia Dwi Suprapti menyebut meski belum bisa disimpulkan penyebab kematian paus sperma ini, namun fakta bahwa hewan itu menelan begitu banyak plastik benar-benar mengerikan.

Berita Lainnya
×
tekid