Di tengah kasus pembunuhan Khashoggi, Trump puji Arab Saudi
Pada Selasa (20/11), Trump berjanji akan setia pada Arab Saudi meski sang putra mahkota kemungkinan terlibat pembunuhan Khashoggi.
Pada Rabu (21/11), Presiden Amerika Serikat Donald Trump memuji Arab Saudi karena dianggapnya membantu menurunkan harga minyak. Di lain sisi, tekanan meningkat untuk memberlakukan sanksi-sanksi lebih keras terhadap sekutu AS di Timur Tengah itu setelah pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
Dalam twitnya, Trump berterima kasih kepada Riyadh atas usahanya menurunkan harga minyak dan menyerukan agar harganya lebih rendah lagi. Trump bahkan menyamakannya dengan "pemotongan pajak besar" yang dapat mendorong kekuatan-kekuatan ekonomi global dan AS.
Oil prices getting lower. Great! Like a big Tax Cut for America and the World. Enjoy! $54, was just $82. Thank you to Saudi Arabia, but let’s go lower! — Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 21, 2018
Trump telah berulang-ulang menyuarakan tingginya harga minyak, mengecam OPEC atas produksinya dan menekan Arab saudi, produseN minyak utama, untuk bertindak.
Harga minyak naik lebih 1% pada Rabu tetapi tren harganya rendah selama beberapa pekan.
Pada Selasa (20/11), Trump berjanji akan tetap menjadi "mitra setia" Arab Saudi. Pada saat bersamaan dia tidak menutup kemungkinan bahwa Putera Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) mungkin mengetahui rencana pembunuhan Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, bulan lalu.
CIA sendiri meyakini pembunuhan Khashoggi diperintah langsung oleh MBS, penguasa de facto Arab Saudi.
Ketika anggota Kongres AS menyerukan sanksi-sanksi lebih keras terhadap Arab Saudi, Trump malah sebaliknya. Dia menegaskan tidak akan membatalkan perjanjian militer dengan Riyadh.
Menurut Trump, pembatalan perjanjian militer dengan Arab Saudi akan menjadi langkah bodoh yang hanya akan menguntungkan Rusia dan China, pesaing AS dalam pasar senjata.
Sumber : Antara