sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

General Motors PHK 14.700 karyawan, Trump ancam potong subsidi

GM akan menutup lima pabriknya di AS dan Kanada serta merumahkan 14.700 pekerjanya. Trump pun bereaksi keras soal ini.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 28 Nov 2018 10:55 WIB
General Motors PHK 14.700 karyawan, Trump ancam potong subsidi

Pada Selasa (27/11), Donald Trump mengancam akan membalas keputusan General Motors (GM) untuk menutup pabrik dan memangkas pekerja mereka. Trump mengatakan dia akan memotong subsidi federal bagi raksasa otomotif AS tersebut.

Namun, keputusan tersebut tidak dapat dilakukan Trump secara sepihak.

Trump tidak dapat menutupi kegeramannya sejak GM menyatakan pada Senin (26/11) bahwa mereka akan melakukan restrukturisasi besar-besaran yang akan menghemat biaya sebesar US$6 miliar pada tahun 2020. 

Sebagai bagian dari penataan kembali itu, GM akan menutup lima pabrik di AS dan Kanada serta memotong 15% dari tenaga kerja yang digaji atau berarti sekitar 14.700 pekerja.

"Kami tidak menyukainya," tutur Presiden Trump di Gedung Putih, Senin (26/11). 

Trump mengatakan bahwa dirinya telah memberi tahu CEO GM Mary Barra untuk mempertimbangkan kembali keputusannya.

Kemudian pada Selasa, Trump menegaskan kekecewaannya dengan menargetkan GM lewat sejumlah twit.

"AS menyelamatkan General Motors, dan ini adalah TERIMA KASIH yang kami dapatkan!" tulisnya, dilanjutkan dengan pertimbangannya untuk memotong subsidi mobil listrik GM.

Sponsored

Pernyataan Trump terkait subsidi itu dinilai mengacu pada kredit pajak federal sebesar US$7.500 bagi konsumen yang membeli mobil listrik. Kredit ini akan berkurang secara bertahap setelah produsen menjual 200.000 mobil listrik.

Hal ini tertuang dalam American Recovery and Reinvestment Act of 2009 dan diperpanjang dalam UU pajak yang didukung Republikan dan ditandatangani Trump tahun lalu.

Perusahaan mobil listrik Tesla sudah mencapai penjualan 200 ribu mobil pada Juli 2018, dan GM diharapkan dapat meraihnya pada akhir tahun ini. Sebenarnya baik Tesla, GM, maupun Ford berusaha melobi para pembuat undang-undang untuk mencabut batasan pajak tersebut. 

Senator Orrin Hatch dari Utah dan Senator Dean Heller dari Nevada pun mengusulkan untuk mencabut batasan atau memperpanjang kredit.

Yang diancam akan dilakukan Trump adalah sebaliknya.

"Trump akan membutuhkan Kongres untuk meloloskan undang-undang yang mengubah kredit pajak IRS untuk kendaraan listrik yang ada dalam reformasi pajak yang disahkan tahun lalu," ujar analis ekuitas senior firma riset CFRA, Garret Nelson.

Jika Kongres merevisi kredit pajak kendaraan listrik maka mereka harus merombak seluruhnya, tidak hanya fokus pada GM.

"Jangan bayangkan mereka dapat mundur kembali dan membangkrutkan satu perusahaan dalam kode pajak," jelas analis di firma riset High Capital Markets, Clayton Allen.

Jika Kongres akan meniadakan kredit pajak kendaraan listrik, langkah ini akan lebih melukai GM dibanding Tesla dilihat dari cara mobilnya diberi harga.

"Kalau melihat persentase kredit pajak dari total biaya kendaraan, akan jauh lebih tinggi," jelas Nelson. "Chevy Volt (mobil pabrikan GM) akan terpengaruh, kendaraan ini dijual seharga US$30.000 dan US$35.000. Itu cukup signifikan."

Trump menguji batas kekuatan perusahaan AS

Telah menjadi semacam kebiasaan bagi Trump untuk mengasingkan perusahaan tertentu ketika mereka melakukan hal yang tidak dia sukai. Perusahaan AS yang pernah terciprat amarah Trump di antaranya adalah Apple, Harley-Davidson, dan Amazon.

Trump seperti percaya bahwa dia memiliki kuasa untuk memaksa perusahaan mengikuti kehendaknya, meski keadaan ekonomi dan kebijakan mengatakan sebaliknya. GM kini menjadi percobaan baru untuk hal ini.

Pada hari Selasa, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kudlow berkata bahwa Trump merasakan "kekecewaan luar biasa, bahkan mungkin meluap menjadi kemarahan" terhadap GM, tetapi dia tidak akan membebani keuntungan dari pergerakan bisnis produsen mobil itu.

"Saya tidak tahu apakah Barra telah membuat keputusan yang benar atau salah; itu bukan urusan saya," lanjutnya.

Sedangkan analis Nelson mengatakan bahwa twit Presiden Trump menunjukkan keyakinan bahwa dia memiliki dukungan suara di Kongres untuk menggulung kembali kredit kendaraan listrik sepenuhnya. Trump melihat langkah ini dapat berjalan mungkin dengan dukungan anggota Kongres dari negara bagian tempat GM menutup pabrik yakni Michigan, Ohio, dan Maryland.

Tetapi belum jelas rencana di balik twit Trump tersebut, bisa saja twitnya itu merupakan sebuah taktik negosiasi.

"Bagi saya komentar itu lebih seperti taktik negosiasi untuk menekan GM guna mengubah pabrik-pabrik itu untuk memproduksi jenis kendaraan lain yang lebih laris, seperti SUV dan CUV, dan menyelamatkan pekerja yang di PHK itu," kata Nelson.

"Perlu dicatat bahwa GM juga menghadapi tekanan politik dari Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan pejabat pemerintah lainnya," imbuhnya. (Vox)

Berita Lainnya
×
tekid