sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Puluhan ribu warga Israel protes kekerasan terhadap perempuan

Total jumlah perempuan yang tewas akibat kekerasan domestik di Israel tahun ini mencapai 24 orang.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 06 Des 2018 09:57 WIB
Puluhan ribu warga Israel protes kekerasan terhadap perempuan

Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan-jalan pada Selasa (4/12) untuk memprotes kekerasan domestik terhadap perempuan. Mereka menyerukan lebih banyak tindakan dan pendanaan negara untuk menangani isu tersebut. 

Setidaknya dua puluh ribu demonstran berkumpul di pusat Tel Aviv untuk, dengan banyak kantor pemerintah dan perusahaan yang mengizinkan karyawan mereka libur.

"Kami tegaskan bahwa kami tidak berada di bawah prioritas pemerintah, kami punya kekuatan. Tanah terbakar dari akar rumput," ungkap pemrotes saat berorasi di Rabin Square.

Para pengunjuk rasa yang ambil bagian dalam aksi pada Selasa lalu menekankan bahwa mereka tidak mau mendengar pernyataan lagi. "Kami menuntut aksi."

Agenda utama dimulai pada pukul 19.30 waktu setempat, termasuk di dalamnya orasi dari panitia penyelenggara Dror Sadot, Stav Amnon dan Ruti Klein, keluarga korban yang dibunuh dalam beberapa terakhir, serta para tokoh gerakan feminis dan pejabat terpilih.

Ortal Shefek, putri dari Eliza Shefek yang dibunuh di Netanya dua bulan lalu mengatakan, "Besok itu bisa menimpa salah satu dari kita. Lebih dari 20 wanita dibunuh tahun ini oleh seseorang yang mereka kenal, dan saya mendengar jeritan para wanita di sekitar saya yang berjuang untuk sistem pendidikan yang lebih baik, demi masa depan kita."

Saudari Shayma Abu Sharkh, Duaa, yang dibunuh di Lod mengatakan, penggunaan istilah pembunuhan demi kehormatan sehubungan dengan kasus pembunuhan setiap wanita Arab dalam banyak kasus tidak sesuai dengan kenyataan. "Terutama pada kasus kakak saya Duaa, dan itu dapat memicu kerusakan dan menyalahkan perempuan Arab dan keluarga mereka." 

Demonstrasi ini bergulir setelah dua anak perempuan, Yara Ayoub (16) dan Silvana Tzegai (13) dibunuh pekan lalu. Tzegai adalah seorang pencari suaka asal Eritrea.

Sponsored

Pembunuhan keduanya menjadikan jumlah wanita dan anak perempuan yang dibunuh di Israel tahun ini menjadi 24 orang.

Tidak hanya di ibu kota negara, unjuk rasa berlangsung di sejumlah kota di Israel, beberapa aksi bahkan sampai memblokir jalan.

Para demonstran mengheningkan cipta sejenak untuk menandai belasungkawa atas ke-24 korban tewas.

"Bibi, bangun, darah kami tidak murah," ungkap para pengunjuk rasa di dekat pintu masuk ke Yerusalem. Bibi sendiri merupakan panggilan PM Benjamin Netanyahu.

Pemrotes mengenakan pakaian yang didominasi warna hitam dan sebagian mengusung bendera merah.

Pada hari Minggu (2/12), PM Netanyahu menyinggung kunjungannya ke sebuah penampungan wanita hingga memicunya untuk memimpin sebuah komite pemerintah untuk memerangi kekerasan dalam rumah tangga.

"Kami akan mengadakan pertemuan dari waktu ke waktu untuk membawa masa depan dan harapan yang lebih baik bagi para wanita," tutur Netanyahu.

Anggota oposisi, menuding pemerintahan koalisi pimpinan Netanyahu gagal mendanai program yang ada untuk menangani persoalan ini.

"Ini semua soal prioritas," ungkap Ksenia Svetlova dari Zionist Union selama sidang parlemen.

Svetlova mengatakan bahwa dana sebesar 250 juta shekel untuk membiayai program tersebut belum ditransfer. 

"Kantor-kantor kesejahteraan berada di ambang kehancuran," kata Svetlova. (The Guardian dan Haaretz)

Berita Lainnya
×
tekid