sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Paris berbenah diri usai kerusuhan terburuk dalam satu dekade

Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan akan menindak tegas mereka yang rusuh dalam unjuk rasa pada Sabtu (1/12).

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 03 Des 2018 17:47 WIB
Paris berbenah diri usai kerusuhan terburuk dalam satu dekade

Presiden Prancis Emmanuel Macron  pada hari Minggu (2/12) meminta adanya evaluasi langkah pengamanan protes.

Permintaan tersebut muncul sehari setelah demonstrasi di Paris yang menentang peningkatan pajak dan harga bahan bakar minyak (BBM) berubah menjadi kerusuhan perkotaan terburuk di negara itu selama satu dekade terakhir.

Beberapa jam setelah dia tiba di Paris dari KTT G-20 di Argentina, Macron mengadakan pertemuan darurat di Istana Elysee selagi para kru bekerja untuk menyingkirkan mobil hangus, pecahan kaca, dan coretan dari Champ-Elysees Avenue dan situs terkenal lainnya di Paris.

Hingga hari Minggu, kepolisian Paris mengatakan sebanyak 133 orang cedera, termasuk 23 petugas polisi, ketika massa mengacaukan jalanan di ibu kota pada hari Sabtu (1/12).

Petugas kepolisian menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air untuk meredakan kekerasan ketika para pengunjuk rasa membakar mobil, memecahkan kaca jendela, menjarah toko, dan mencoret Arc de Triomphe dengan cat semprot.

Kepala Polisi Paris Michel Delpuech menuturkan, beberapa petugas menjelaskan bahwa mereka menghadapi kekerasan yang "belum pernah terjadi sebelumnya", termasuk pemrotes yang menggunakan palu, alat berkebun, baut, kaleng aerosol, serta batu dalam konfrontasi fisik.

Sejumlah aktivis radikal dari sayap kanan dan sayap kiri terlibat dalam kerusuhan itu, dan menurut keterangan Delpuech, sejumlah besar pengunjuk rasa mengenakan rompi kuning. 

Rompi berwarna kuning neon yang wajib dimiliki pengemudi kendaraan di Prancis ini merupakan lambang gerakan akar rumput warga yang memprotes pajak BBM.

Sponsored

Dalam kerusuhan tersebut sebanyak enam gedung dibakar, serta lebih dari 130 barikade darurat dan 112 kendaraan turut terpanggang, kata Delpuech.

Jaksa Penuntut Paris Remy Heitz mengatakan sebanyak 378 orang telah ditahan polisi pada Minggu malam. Tiga puluh tiga di antaranya merupakan anak di bawah umur.

Pada Minggu pagi, Macron mengunjungi monumen Arc de Triomphe yang patung-patungnya telah dirusak dan dicoreng. Salah satu slogan yang terpampang di monumen perang tersebut berbunyi "Rompi kuning akan menang."

Macron kemudian menuju ke jalanan terdekat tempat terjadinya pertempuran antara aktivis dan polisi, di sana dia bertemu dengan petugas pemadam kebakaran, petugas polisi, dan pemilik restoran.

Kantor presiden menyatakan bahwa dalam pertemuan keamanan, presiden Prancis itu meminta menteri dalam negerinya mempertimbangkan untuk membuat "adaptasi" terhadap prosedur keamanan demi menahan protes yang sedang berlangsung.

Macron juga meminta Perdana Menteri Edouard Phillipe untuk bertemu dengan pimpinan partai politik Prancis dan perwakilan dari gerakan akar rumput yang menggagas demonstrasi.

Pekan lalu, rencana pertemuan antara PM Edouard dan perwakilan gerakan tersebut batal setelah permintaan untuk menyiarkan pembicaraan secara langsung ditolak.

Demonstrasi ini telah dimulai sejak 17 November dan melibatkan pengemudi kendaraan yang geram akibat kenaikan pajak BBM, tetapi kemudian tuntutannya berkembang dan mencakup keluhan bahwa pemerintah Macron tidak peduli pada persoalan yang dihadapi rakyat.

Kondisi di Paris ini bertolak belakang dengan protes serupa lainnya di Prancis yang berjalan dengan damai.

"Sulit mencapai akhir bulan. Orang bekerja dan membayar pajak dan kami sudah muak," kata seorang pengunjuk rasa Rabah Mendez, yang berunjuk rasa dengan damai pada Sabtu di Paris.

Berbicara di Buenos Aires sebelum pulang ke Paris, Macron mengatakan dia menerima pandangan para pengunjuk rasa tetapi berjanji bahwa pihak yang menimbulkan kekacauan akan bertanggung jawab atas perilaku mereka.

"Tidak ada alasan yang membenarkan serangan terhadap polisi, penjarahan toko, dan membakar gedung," tegas Macron. (The Washington Post)

Berita Lainnya
×
tekid