close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto: Ist
icon caption
Foto: Ist
Dunia
Rabu, 15 November 2023 19:46

Serangan tikus bikin pusing tentara di parit-parit pertempuran Ukraina-Rusia

Di bunker, parit, dan bangunan tempat tinggal, tentara dengan bingung menangkis serangan hewan pengerat.
swipe

Di medan perang, pasukan Ukraina kini tidak hanya harus menghadapi gempuran tentara Rusia. Kini musuh mereka bertambah, yakni hama tikus.

Di bunker, parit, dan bangunan tempat tinggal, tentara dengan bingung menangkis serangan hewan pengerat, sehingga menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diprediksi dan terkadang tidak dapat diperbaiki.

Foto dan video yang diposting oleh militer menggambarkan serangan hewan pengerat kecil, seperti tikus, yang menghancurkan persediaan makanan, peralatan listrik, kabel, pakaian, dan properti lainnya. Meskipun tentara berupaya menggunakan berbagai metode untuk memerangi mereka, tikus terus merusak posisi mereka.

Jurnalis dari Novynarnia menerbitkan rekaman dari unit artileri yang menjadi korban invasi tikus. Ternyata, selain benda biasa, tikus juga merusak bubuk artileri sehingga membahayakan kesiapan tempur unit militer.

Tidak hanya makanan dan perlengkapan teknis yang menderita akibat serangan tikus. Hewan pengerat tersebut telah menimbulkan kerusakan pada sistem komunikasi yang mahal dan bahkan menimbulkan ancaman bagi helikopter, yang telah menjadi peralatan infanteri utama dalam perang ini.

“Secara umum, ada jutaan tikus di sini. Mereka memiliki atmosfer dan peradabannya sendiri. Kami mengamati evolusi dalam tindakan,” pihak militer Ukraina mengatakan.

Berbagai cara, termasuk menggunakan minyak esensial peppermint yang diyakini memiliki efek jera, dilakukan dalam upaya mengusir tikus.

Upaya untuk menggunakan perangkat ultrasonik juga terbukti tidak efektif. Personel militer mengungkapkan kekecewaannya, dan mengakui bahwa perangkap tikus yang manusiawi dan upaya relokasi hanyalah tindakan sementara.

Salah satu kemungkinan penyebab serangan tikus disebabkan oleh anomali suhu hangat pada paruh pertama musim gugur, yang tampaknya menciptakan kondisi ideal bagi aktivitas aktif dan reproduksi hewan pengerat. Militer tetap pada posisinya, mencari cara baru dan efektif untuk mengusir serangan tikus yang tidak terduga ini.

Pasukan Rusia juga diserang tikus

Masalah invasi tikus di markas tentara di garis depan juga dialami Rusia, dan bukan akhir-akhir ini saja, melainkan berbulan-bulan lalu.

Pada bulan Februari, Verstka, sebuah outlet berita independen Rusia yang didirikan tak lama setelah konflik dimulai, mewawancarai seorang mantan tentara Rusia yang mengatakan bahwa dia menghabiskan waktu berbulan-bulan tinggal di parit yang dipenuhi tikus.

"Saya seorang artileri, mantan sersan, dan pernah menjadi sersan mayor divisi. Saya pikir saya bisa membantu. Dari pendaftaran militer saya dikirim ke pelatihan yang berlangsung beberapa minggu," kata prajurit itu.

"Mereka mengajari kami menembak, menunjukkan kepada kami cara merebut bangunan, cara berjalan bertiga, cara menggali parit. Semua ini dilakukan dengan tergesa-gesa dan cepat."

“Di garis depan, saya pertama kali berakhir di tenda kemah, tetapi setelah tiga hari dibom. Kemudian kami pindah ke desa Taramchuk tidak jauh dari Donetsk, dan sejak saat itu saya menghabiskan sekitar tiga bulan di parit: menggali parit , tinggal di parit. Di tanah, bersama tikus dan tikus," katanya kepada publikasi tersebut.

Sebuah video yang dibagikan sebuah akun kemiliteran @Osinttechnical mengunggah sebuah video yang membuat merinding. Ditunjukan seorang, yang diduga tentara, merekam tempat tidurnya dipenuhi tikus. Mereka ada di pinggir dan di bawah kasur. Jumlahnya diperkirakan puluhan tikus. Akun itu juga menunjukkan sandal hitam yang sudah tidak utuh, dan disebut karena dimakan tikus-tikus.

Namun, akun itu menambahkan keterangan bahwa masalah tikus itu semakin menurun seiring mulai masuknya musim dingin. 

"Masalah tikus/tikus di Rusia adalah masalah yang cukup serius dan dilaporkan semakin menurun dalam beberapa minggu terakhir seiring dengan mulainya cuaca dingin," tulis akun itu.

Tikus dan tentara dalam Perang Dunia I

Pada Perang Dunia I, terutama di sepanjang parit Front Barat, hama tikus juga dilaporkan menjadi masalah bagi para tentara yang berjuang di garis depan. Selain mengganggu, tikus-tikus itu juga membawa penyakit leptospirosis. 

Tikus mudah ditemukan di manapun tentara berada; tempat mereka makan, tempat mereka tidur, tempat mereka berperang. Ada perkiraan yang menunjukkan kemungkinan terdapat lebih banyak tikus daripada tentara di parit. 

Tikus, sebagai makhluk nokturnal, sering kali aktif pada saat tentara sedang mencoba istirahat. Hanya mereka yang berstatus cukup tinggi yang akan diberi "ranjang anti tikus" sementara prajurit lainnya tidak akan mendapat perlindungan apa pun terhadap mereka.

Kondisi parit memang ideal untuk tikus hidup dan berkembang biak. Ada banyak makanan, air, dan tempat berlindung. Tanpa sistem pembuangan yang baik, tikus akan memakan sisa-sisa makanan. Tikus-tikus itu bahkan berani mencuri makanan dari tangan  prajurit karena sudah tidak asing dengan kehadiran manusia.

Saking banyaknya, tentara-tentara penghuni parit di garis depan kerap membuat lomba mengumpulkan tikus untuk mengusir kebosanan. Berbagai foto dokumentasi Perang Dunia I, menunjukkan para tentara berpose dengan sejumlah tikus yang sudah digantung. 

Sebagian tentara juga menjadikan mereka sebagai hewan peliharaan. Tikus-tikus itu menjadi cara tentara mengalihkan perhatian atas suasana horor perang yang meliputi mereka setiap waktu. defenseblog,newsweek,guardian)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan