sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

2 tanker minyak diserang di Teluk Oman, AS kembali tuduh Iran

Ini bukan kali pertama AS menuduh Iran terlibat dalam penyerangan tanker minyak.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 14 Jun 2019 10:58 WIB
2 tanker minyak diserang di Teluk Oman, AS kembali tuduh Iran

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menuduh Iran mendalangi penyerangan dua tanker minyak di Teluk Oman pada Kamis (13/6). Ini bukan kali pertama AS menuduh Iran terlibat dalam penyerangan tanker minyak. Sebelumnya, pada Mei, AS mengklaim Iran bertanggung jawab atas serangan empat tanker minyak di perairan Uni Emirat Arab.

Tidak ada kelompok atau negara yang mengaku bertanggung jawab atas insiden itu, tetapi Iran dengan keras membantah tuduhan AS.

Terkait penyerangan dua tanker di Teluk Oman, dalam konferensi pers pada Kamis di Washington, Pompeo menegaskan bahwa berdasarkan penilaian AS, Iran merupakan pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Tuduhan itu dilontarkan berdasarkan informasi intelijen, senjata yang digunakan, serta tingkat keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan operasi.

"Selain itu, ada fakta bahwa tidak ada kelompok yang beroperasi di daerah tersebut yang memiliki sumber daya atau kemampuan untuk bertindak sedemikian canggih," tuturnya.

Meski begitu, Pompeo tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya. Dia hanya mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan ancaman nyata bagi perdamaian dan keamanan internasional.

"Serangan dua tanker minyak itu terang-terangan mengancam kegiatan di perairan dan merupakan tindakan yang meningkatkan ketegangan internasional," kata Pompeo.

Tidak lama setelah pernyataan Pompeo, Komando Pusat AS merilis video yang menunjukkan apa yang diduga sebagai pelaut Iran yang mengambil alat peledak yang melekat di lambung salah satu tanker minyak yang diserang, Kokuka Courageous, milik Jepang.

Sponsored

Seorang pejabat AS mengatakan video itu direkam oleh kru pesawat militer AS yang sedang terbang di atas Teluk Oman.

Video itu direkam setelah terjadi ledakan di Kokuka Courageous. Pejabat Kementerian Pertahanan AS percaya bahwa rekaman video tersebut menunjukkan upaya Iran untuk menghilangkan bukti keterlibatan mereka dalam insiden itu.

Iran secara tegas membantah klaim AS dan menyebutnya sebagai tuduhan tidak berdasar. Seorang pejabat senior Iran menegaskan bahwa Teheran tidak memiliki hubungan dengan ledakan tersebut.

"Iran dengan tegas menolak klaim tidak berdasar AS terkait insiden dua tanker minyak pada 13 Juni dan mengecam serangan itu sekeras mungkin," jelas Misi Iran untuk PBB dalam pernyataan yang dirilis pada Jumat (14/6).

Menyusul ledakan di dua tanker tersebut, Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif curiga bahwa serangan itu sengaja dilakukan bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Teheran.

"Salah satu serangan terjadi terhadap tanker minyak Jepang tepat ketika PM Abe bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei," jelas Menlu Zarif pada Kamis.

Teluk Oman terletak dekat dengan Selat Hormuz yang strategis, jalur pelayaran vital yang digunakan untuk transportasi tanker minyak.

Asosiasi pelayaran internasional terbesar di dunia, Baltic International Maritime Council (BIMCO), mengatakan bahwa ketegangan di Selat Hormuz dan Teluk kini sangat tinggi. Mereka mengimbau kapal-kapal yang hendak melewati wilayah tersebut untuk waspada.

Detail serangan

Puluhan awak kapal diselamatkan setelah ledakan terjadi di tanker minyak Kokuka Courageous dan tanker minyak Front Altair yang dimiliki oleh perusahaan Norwegia.

Pada Kamis, otoritas maritim Norwegia mengonfirmasi bahwa Front Altair diserang. Wu I-fang, juru bicara perusahaan penyulingan minyak CPC Corp dari Taiwan, yang menyewa Front Altair, mengatakan pihaknya membawa 75.000 ton nafta dalam tanker tersebut.

CPC Corp menduga Front Altair diserang dengan torpedo, meskipun hal ini belum dapat dikonfirmasi. Sedangkan sejumlah laporan tidak terverifikasi lainnya menduga tanker minyak asal Norwegia itu terkena serangan ranjau.

Perusahaan pemilik kapal, Frontline, mengatakan Front Altair terbakar dan membantah laporan sejumlah media Iran yang mengatakan tanker tersebut tenggelam.

Operator tanker minyak Kokuka Courageous, BSM Ship Management, mengatakan awak kapal berhasil diselamatkan dan dievakuasi oleh kapal AS, USS Bainbridge, yang sedang berada di sekitar wilayah.

Ketegangan AS-Iran

Pada 2018, AS menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 yang bertujuan untuk mengekang kegiatan nuklir Iran. Langkah itu dikritik keras oleh sejumlah negara.

Pada Mei, Presiden Donald Trump memperkuat tekanan terhadap Iran, terutama menargetkan sektor minyaknya. Iran kemudian membalas dengan mengumumkan penangguhan beberapa komitmen yang tercantum dalam kesepakatan nuklir 2015.

Awal Mei, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menyatakan AS telah mengerahkan kapal induk USS Abraham Lincoln dan gugus tugas pengebom ke Timur Tengah. Langkah itu, jelasnya, merupakan tanggapan atas sejumlah indikasi adanya ancaman yang meningkat dari Iran.

Sebagai tanggapan, Iran mengklaim AS melakukan tindakan agresif yang meningkatkan ketegangan antara kedua negara.

Reaksi dunia

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam ledakan pada Kamis. Dia mengatakan bahwa dunia tidak mampu menangani konfrontasi besar di Teluk. Insiden itu diperkirakan telah dibahas dalam rapat tertutup Dewan Keamanan PBB pada Kamis.

Senada dengan PBB, Uni Eropa menyerukan pengekangan maksimum dari semua pihak yang terlibat.

Sementara itu, Rusia, sekutu Iran, menuturkan bahwa seharusnya tidak ada pihak yang langsung mengambil kesimpulan atau menggunakan insiden itu untuk menekan Teheran.

Ketua Asosiasi Pemilik Tanker Internasional (Intertanko) Paolo d'Amico menyatakan bahwa ledakan di dua tanker minyak itu menargetkan ruang mesin kapal.

"Ini terlihat sebagai serangan yang terencana dan terkoordinasi dengan baik," kata d'Amico.

Dia mengkhawatirkan keselamatan awak kapal lainnya yang kerap melewati Teluk Oman.

"Jika perairan di wilayah itu menjadi tidak aman, pasokan minyak ke Barat bisa terancam," kata dia. (BBC dan CNN)

Berita Lainnya
×
tekid