sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Abaikan Trump, Eropa tetap dukung kesepakatan nuklir Iran

Pekan lalu, Trump mengatakan bahwa sudah tiba saatnya bagi kekuatan-kekuatan Eropa untuk meninggalkan JCPOA.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 13 Jan 2020 18:58 WIB
Abaikan Trump, Eropa tetap dukung kesepakatan nuklir Iran

Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Emamnuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menegaskan bahwa mereka akan terus mendukung kesepakatan nuklir Iran (JCPOA), mengabaikan permintaan Presiden Donald Trump untuk meninggalkan perjanjian yang disepakati pada 2015 tersebut.

Pekan lalu, Trump mengatakan bahwa sudah tiba saatnya bagi kekuatan-kekuatan Eropa untuk meninggalkan JCPOA.

"Negara-negara ini telah menoleransi perilaku destruktif Iran. Hari-hari itu sudah berakhir. Tiba waktunya bagi Inggris, Jerman, Prancis, Rusia, dan China untuk melepaskan diri dari JCPOA," tutur Trump.

Sementara itu, Jerman, Inggris, dan Prancis menyerukan bahwa Iran harus mematuhi komitmennya yang tercantum dalam JCPOA, terutama terkait nonproliferasi senjata nuklir.

"Meskipun keadaan semakin sulit, kami telah bekerja keras untuk mempertahankan JCPOA. Seluruh pihak yang tersisa di JCPOA yakni China, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris, dan Iran, dengan Uni Eropa sebagai koordinator, telah menyatakan komitmen berkelanjutan untuk menjaga kesepakatan tersebut," jelas pernyataan bersama Merkel, Macron, dan Johnson yang dirilis pada Minggu (12/1).

Ketiga pemimpin itu mendesak Iran untuk membatalkan segala tindakannya yang melanggar JCPOA dan menahan diri dalam mengambil langkah yang dapat menyebabkan eskalasi.

"Kami menyerukan Iran untuk menahan diri dari tindakan kekerasan lebih lanjut. Kami tetap siap untuk terlibat dengan Teheran dalam kerangka JCPOA demi menjaga stabilitas kawasan," jelas pernyataan itu.

Merkel, Macron, dan Johnson menekankan penting bagi Iran untuk sepenuhnya mematuhi komitmennya berdasarkan JCPOA. Mereka menyatakan keprihatinan mendalam atas pelanggaran yang dilakukan Iran sejak Juli 2019. 

Sponsored

Pernyataan bersama itu muncul setelah para menteri luar negeri dari negara anggota Uni Eropa mengadakan pertemuan darurat pada Jumat (10/1). Mereka membahas ketegangan di Timur Tengah dan bagaimana menjaga agar JCPOA tetap berdiri.

JCPOA terancam runtuh setelah pada Mei 2018, AS secara sepihak menarik diri dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan ekonomi Iran.

Pertemuan antarmenlu Uni Eropa digelar setelah Iran menembakkan lebih dari selusin rudal ke pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS sebagai aksi balasan atas pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani.

Ketiga pemimpin negara Eropa itu mencatat bahwa akhir-akhir ini, Iran berperan besar dalam destabilisasi di kawasan.

"Melalui diplomasi dan cara-cara yang bermakna, kita harus memperhatikan kegiatan Iran di kawasan, termasuk yang terkait dengan program misilnya," jelas pernyataan bersama tersebut. (CNBC)

Berita Lainnya
×
tekid