sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Afrika Selatan tunda penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca

Afrika Selatan akan bergerak maju menggunakan vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech dan Johnson & Johnson.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 08 Feb 2021 11:45 WIB
Afrika Selatan tunda penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca

Pejabat kesehatan Afrika Selatan mengatakan mereka akan menunda peluncuran vaksin Covid-19 milik AstraZeneca di negara itu.

Hal ini, terjadi setelah sebuah penelitian menunjukkan bahwa vaksin tersebut tidak terlalu efektif dalam memberikan perlindungan dari varian baru Covid-19 yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.

Dalam pengarahan pada Minggu (7/2), Menteri Kesehatan (Menkes), Afrika Selatan Zweli Mkhize mengatakan, penundaan tersebut bersifat sementara dan dilakukan selagi para ilmuwan mencari cara paling efektif untuk menyebarkan vaksin AstraZeneca.

Dia menambahkan, Afrika Selatan akan bergerak maju dengan menggunakan vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech dan Johnson & Johnson.

Data awal yang dirilis pada Minggu, menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Oxford-AstraZeneca hanya memberikan perlindungan minimal terhadap varian baru Covid-19 asal Afrika Selatan.

Studi yang belum dirilis ini melibatkan sekitar 2.000 relawan yang rata-rata berusia 31 tahun, sekitar setengah dari mereka menerima vaksin dan setengah menerima plasebo.

Rincian studi oleh para peneliti dari Witwatersrand University di Afrika Selatan dan lainnya, serta dari Oxford University, dibagikan dalam siaran pers. Hasilnya telah diserahkan untuk tinjauan dan pracetak akan segera dirilis.

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu, juru bicara AstraZeneca menuturkan bahwa perusahaan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Afrika Selatan, tentang cara terbaik untuk mendukung evaluasi terhadap penyakit parah dari varian B.1.351.

Sponsored

Pernyataan tersebut mengatakan, AstraZeneca yakin vaksinnya masih dapat melindungi dari penyakit parah yang ditimbulkan oleh varian baru B.1.351, terutama ketika interval pemberian dosis adalah delapan hingga 12 minggu.

Dalam pernyataan sebelumnya, perusahaan farmasi tersebut mengatakan, bahwa mereka sedang bekerja dengan Oxford University untuk mengadaptasi vaksin terhadap varian B.1.351.

Pada Minggu, Maria Van Kerkhove, kepala teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Covid-19, menyatakan bahwa panel vaksin independen WHO akan bertemu pada Senin (8/2) untuk membahas vaksin AstraZeneca dan apa arti studi baru untuk vaksin yang akan datang.

Van Kerkhove mengatakan bahwa sejumlah studi pendahuluan menunjukkan penurunan kemanjuran.

Dia menambahkan bahwa sangat penting untuk memiliki lebih dari satu vaksin yang aman dan efektif. "Kita tidak dapat hanya mengandalkan satu produk," sambungnya. (CNN)

Berita Lainnya
×
tekid