sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ahli kesehatan ragu Olimpiade Tokyo bisa digelar tahun depan

Jepang dan IOC pada Maret sepakat untuk menunda Olimpiade Tokyo selama satu tahun akibat pandemik Covid-19.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 28 Apr 2020 18:33 WIB
Ahli kesehatan ragu Olimpiade Tokyo bisa digelar tahun depan

Ketua Asosiasi Medis Jepang (JMA) Yoshitake Yokokura meragukan Olimpiade Tokyo dapat diselenggarakan pada 2021. Menurut dia, ajang olahraga itu kemungkinan akan ditunda lagi akibat pandemik Covid-19.

"Kecuali ada vaksin yang berhasil dikembangkan, saya pikir akan sulit untuk menyelenggarakan Olimpiade Tokyo tahun depan," tutur Yokokura di Tokyo, Selasa (28/4).

Dia melanjutkan, "Saya tidak mengatakan ajang tersebut perlu dibatalkan. Namun, perlu dipertimbangkan bahwa pandemik ini bukan hanya merebak di Jepang saja, tetapi di seluruh dunia."

Beberapa ahli kesehatan lainnya juga telah menyuarakan keraguan terkait rencana untuk menyelenggarakan Olimpiade Tokyo pada 2021. Kentaro Iwata, spesialis penyakit menular dari Kobe University, menilai bahwa hampir tidak mungkin acara tersebut diadakan hanya satu tahun dari sekarang.

"Sejujurnya, menurut saya Olimpiade Tokyo kemungkinan tidak akan diadakan tahun depan," kata Iwata. "Harus ada syarat yang terpenuhi sebelum menggelar olimpiade itu yakni penyebaran Covid-19 terkendali tidak hanya di Jepang, tetapi juga di negara-negara lainnya."

Iwata menambahkan, dia sangat pesimistis Olimpiade Tokyo dapat diselenggarakan pada musim panas mendatang kecuali diselenggarakan tanpa penonton atau dengan partisipasi atlet yang sangat terbatas.

Panitia dari pihak pemerintah Jepang dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Maret sepakat untuk menunda Olimpiade Tokyo selama satu tahun menyusul coronavirus jenis baru telah merebak ke seluruh dunia. Sejak itu, mereka menegaskan tidak memiliki rencana lain selain mengadakan ajang olahraga tersebut pada 23 Juli 2021.

Anggota IOC yang mengawasi persiapan Olimpiade Tokyo, John Coates, mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk memprediksi apakah pandemik akan berdampak pada penyelenggaraan olimpiade tahun depan.

Sponsored

"Mungkin akan ada persoalan tentang jumlah orang yang akan berkumpul dan hal-hal lain seperti uji kesehatan terhadap para atlet," kata dia. "Semuanya masih terlalu dini untuk diprediksi."

Jepang sejauh ini dinilai berhasil menghindari lonjakan masif kasus Covid-19 seperti yang terlihat di Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa.

Negara itu mencatat 13.614 kasus positif Covid-19, termasuk 385 kematian dan 1.899 pasien yang dinyatakan sembuh.

Jumlah tersebut belum termasuk 712 kasus, termasuk 13 kematian dan 645 pasien sembuh, dari kapal pesiar Diamond Princess yang sempat dikarantina di Yokohama pada Februari.

Pada Senin (27/4), jumlah infeksi harian di Tokyo berada di bawah 100 selama dua hari berturut-turut, dengan 72 kasus dilaporkan pada Minggu (26/4) dan 39 pada Senin.

Tokyo telah melaporkan hampir 4.000 kasus positif, jumlah tertinggi di antara 47 prefektur di Jepang.

Pada awal April, Perdana Menteri Shinzo Abe mendeklarasikan keadaan darurat di Tokyo dan enam prefektur lainnya. Sejak itu, deklarasi keadaan darurat telah diperluas mencakup seluruh negeri.

Di bawah deklarasi keadaan darurat, para gubernur dapat meminta warga untuk tidak keluar dari rumah dan menutup bisnis nonesensial. Meski begitu, tidak ada denda atau hukuman lainnya bagi pihak yang melanggar. (The Guardian dan NHK)

Berita Lainnya
×
tekid