sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Amerika Serikat cabut visa keluarga dubes Palestina

Pencabutan visa ini merupakan perkembangan terakhir dalam hubungan AS-Palestina yang memburuk usai Trump mengumumkan penutupan misi PLO.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 17 Sep 2018 13:05 WIB
Amerika Serikat cabut visa keluarga dubes Palestina

Amerika Serikat mencabut visa bagi anggota keluarga duta besar Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Peristiwa ini merupakan perkembangan terakhir dalam hubungan kedua negara yang memburuk usai pemerintahan Donald Trump mengumumkan rencana penutupan misi PLO di Washington.

Duta Besar Husam Zomlot mengatakan bahwa keluarganya, termasuk dua anaknya yang masih muda, meninggalkan AS setelah diberitahu bahwa visa mereka akan berakhir saat kantor PLO ditutup bulan depan. Pada awalnya, visa akan berakhir pada 2020.

Lebih jauh Zomlot menerangkan bahwa pekan lalu, dua stafnya melakukan pertemuan dengan pihak Kementerian Luar Negeri AS.

"Sebagai bagian dari diskusi tentang penutupan, Kementerian Luar Negeri memberitahu staf kami bahwa visa istri dan anak-anak saya bergantung pada keberadaan PLO dan karena itu visa mereka tidak akan berlaku setelah kantor PLO ditutup. Jika mereka ingin tinggal, maka mereka harus mengubah status imigrasi mereka," terang Zomlot. 

Menurutnya, langkah AS bertentangan dengan norma-norma diplomatik. "Anak-anak, pasangan, dan keluarga tidak ada hubungannya dengan pertikaian politik."

Hanan Ashrawi, anggota komite eksekutif PLO mengkritik pemerintahan Trump karena dinilai menaruh dendam.

"Seolah-olah pengumuman AS yang akan menutup kantor kami di Washington tidak cukup, tindakan balas dendam oleh pemerintahan AS ini adalah iri hati," ungkap Ashrawi. "AS telah berupaya untuk menekan dan memeras rakyat Palestina pada sebuah level baru."

Bulan lalu, Negeri Paman Sam telah mengumumkan penghentian seluruh pendanaan ke lembaga PBB yang membantu pengungsi Palestina (UNRWA).

Sponsored

Para pemimpin Palestina telah membuat marah Gedung Putih setelah mereka memboikot upaya damai dengan Israel pasca-pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Donald Trump. 

Tidak hanya mengakui status Yerusalem sebagai ibu kota Israel, namun Trump juga memindahkan Kedutaan Besar AS ke sana.

Status Yerusalem, rumah bagi sejumlah situs suci Islam, Kristen, dan Yahudi adalah salah satu hambatan terbesar untuk mewujudkan perdamaian antara Israel dan Palestina.

Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Sementara, Israel bersikukuh melabeli Yerusalem sebagai ibu kotanya yang abadi dan tak terpisahkan.

Menantu sekaligus penasihat senior Trump, Jared Kushner yang berasal dari kalangan Yahudi, telah ditunjuk untuk memimpin upaya perdamaian antara Israel dan Palestina untuk mengakhiri konflik selama beberapa dekade. Namun, keputusan tentang kapan inisiatif akan diluncurkan belum diumumkan. (Reuters)

Berita Lainnya
×
tekid