sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Anggota parlemen prodemokrasi Hong Kong mengundurkan diri

Hal itu sebagai protes atas pengusiran empat anggota parlemen.

Angelin Putri Syah
Angelin Putri Syah Jumat, 13 Nov 2020 10:53 WIB
Anggota parlemen prodemokrasi Hong Kong mengundurkan diri

Seluruhan anggota parlemen Hong Kong dari unsur prodemokrasi mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri pada Rabu (11/11), hal itu sebagai protes atas pengusiran empat anggota parlemen.

Pengusiran dilakukan setelah Beijing mengeluarkan resolusi yang memberi otoritas lokal wewenang baru untuk melawan para pengkritik.

Resolusi yang disahkan oleh badan legislatif tertinggi China tersebut, memungkinkan eksekutif Hong Kong untuk mengusir anggota parlemen terpilih secara langsung, tanpa harus melalui pengadilan. Memperkuat kendali Beijing dan kemungkinan menandakan akhir dari oposisi politik terorganisir di wilayah semiotonom.

Di bawah keputusan baru, anggota parlemen yang dianggap mempromosikan, mendukung kemerdekaan Hong Kong, atau yang menolak untuk mengakui kedaulatan Beijing, akan segera kehilangan kualifikasi mereka.

Ini juga berlaku untuk anggota parlemen terpilih yang mencari kekuatan asing untuk campur tangan dalam urusan Hong Kong, atau yang telah membahayakan keamanan nasional dan yang gagal untuk menegakkan konstitusi dasar,  serta mereka yang dianggap tidak setia pada persyaratan dan ketentuan hukum dari wilayah tersebut.

Empat legislator, yakni Alvin Yeung, Dennis Kwok, Kwok Ka-ki dan Kenneth Leung, segera didiskualifikasi dari Dewan Legislatif kota setelah keputusan itu, kata pemerintah Hong Kong. Keempatnya sebelumnya dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan legislatif yang sekarang ditunda awal tahun ini.

Putusan itu berarti bahwa Beijing telah secara efektif menutup salah satu dari sedikit jalan yang tersisa yang terbuka bagi penduduk Hong Kong untuk menyuarakan perbedaan pendapat politik, menyusul penerapan undang-undang keamanan nasional yang luas pada Juni yang mengkriminalisasi subversi.

Dalam unjuk rasa solidaritas pada Senin (9/11), 15 anggota parlemen prodemokrasi yang tersisa mengumumkan bahwa mereka akan mundur secara massal, dengan mengatakan bahwa kerangka "Satu Negara Dua Sistem" yang dimaksudkan untuk memberi Hong Kong otonomi yang lebih besar dari China.

Sponsored

Pada konferensi pers yang mengumumkan pengunduran diri massal pada Rabu (11/11), Dennis Kwok, salah satu dari empat anggota parlemen yang didiskualifikasi, mengatakan bahwa Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam telah berusaha untuk mengubah Dewan Legislatif menjadi sistem satu partai.

"Konyol bahwa pemerintah telah sepenuhnya melepaskan Undang-Undang Dasar. Dewan Legislatif memiliki tanggung jawab untuk memeriksa pemerintah," kata dia.

Kwok mengatakan anggota parlemen demokratis akan berdiri bersama dengan rekan-rekan yang didiskualifikasi dan semua akan mengundurkan diri bersama.

Sumber : CNN

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid