sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Angka kematian akibat coronavirus di China capai 2.663

Coronavirus jenis baru telah menginfeksi lebih dari 79.000 orang di seluruh dunia, lebih dari 77.600 di antaranya berada di Tiongkok.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 25 Feb 2020 10:34 WIB
Angka kematian akibat coronavirus di China capai 2.663

Pada Selasa (25/2), Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan bahwa per akhir Senin (24/2), jumlah korban tewas akibat coronavirus jenis baru di China daratan mencapai 2.663.

Di luar China daratan, Iran melaporkan 12 kematian, Korea Selatan delapan kasus, Italia tujuh kasus, Jepang empat kasus, Hong Kong dua kasus, serta Taiwan, Filipina dan Prancis masing-masing satu kasus. Secara total, angka kematian global menyentuh 2.699.

Coronavirus jenis baru telah menginfeksi lebih dari 79.000 orang di seluruh dunia, lebih dari 77.600 di antaranya berada di Tiongkok.

Sejauh ini Italia mencatat 229 kasus coronavirus. Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan, wabah tersebut dapat menjadi pukulan keras bagi ekonomi nasional.

"Dampak ekonomi bisa sangat kuat. Pada saat ini, kami menduga akan ada dampak negatif bagi ekonomi tapi kami belum dapat secara pasti memprediksi apa yang akan terjadi," ujar dia.

Pada Selasa, Korea Centers for Disease Control and Prevention (KCDC) menyatakan bahwa Korea Selatan mencatat 60 kasus baru coronavirus jenis baru, meningkatkan jumlah pasien terinfeksi di negara itu menjadi 893. Dari sejumlah kasus baru, 16 berada di Kota Daegu dan 33 dari Provinsi North Gyeongsang.

Kementerian Pertahanan Amerika Serikat dan Korea Selatan mempertimbangkan untuk menangguhkan latihan militer gabungan karena meningkatnya kekhawatiran tentang penyebaran coronavirus jenis baru. Lebih dari 28.000 tentara AS berada di Negeri Ginseng.

"Saya yakin kedua negara akan tetap siap menghadapi ancaman apa pun," tutur Menteri Pertahanan AS Mark Esper dalam konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan di Pentagon.

Sponsored

Sekitar 7.700 tentara Korea Selatan telah dikarantina setelah setidaknya 13 prajurit terjangkit virus yang bersumber dari China tersebut.

Pada Senin, Kementerian Kesehatan Iran menyatakan bahwa coronavirus jenis baru telah menginfeksi 61 orang di negara tersebut. Sebelumnya, seorang anggota parlemen, Ahmad Amirabadi Farahani, menyatakan bahwa 50 orang di Kota Qom telah meninggal akibat coronavirus jenis baru.

Farahani menuduh pemerintah Iran terlambat menanggapi wabah coronavirus. Dia mengatakan, Kota Qom tidak memiliki peralatan yang memadai untuk menangani krisis virus tersebut.

Juru bicara Kemenkes Iran Kianush Jahanpur membantah tudingan Farahani. Dia menyebut, kabar terkait korban tewas 50 orang itu merupakan kebohongan total.

"(Farahani) tidak memiliki hak untuk menyatakan pandangannya tentang masalah ini dan dia tidak memiliki akses informasi yang benar," kata Jahanpur.

Dalam sebuah konferensi pers, Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi menuturkan bahwa jika jumlah korban tewas di Qom bahkan seperempat dari 50, dia akan mengundurkan diri.

Penyebaran wabah coronavirus jenis baru di Iran telah memengaruhi negara-negara lain di wilayah tersebut. Kuwait, Bahrain, Irak, dan Afghanistan pada Senin mencatat kasus pertama coronavirus jenis baru, semuanya melibatkan orang-orang yang telah mengunjungi Iran.

Uni Emirat Arab mencatat dua kasus baru pada Sabtu (22/2), pasien merupakan seorang turis asal Iran dan istrinya. Sedangkan Lebanon mencatat kasus coronavirus jenis baru pertamanya pada Jumat (21/2). Korban adalah seorang wanita berusia 45 tahun yang baru kembali dari Qom. (Reuters dan Al Jazeera)

Berita Lainnya
×
tekid