sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Angka kematian akibat Covid-19 di Prancis jadi 20.265

Total fatalitas akibat Covid-19 lebih tinggi dibanding jumlah kematian yang dipicu gelombang panas pada 2003, yakni 19.000.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 21 Apr 2020 10:39 WIB
Angka kematian akibat Covid-19 di Prancis jadi 20.265

Prancis mengumumkan bahwa pada Senin (20/4), total kematian akibat coronavirus jenis baru mencapai 20.265. Dengan demikian, negara itu menduduki urutan keempat sebagai pemilik fatalitas tertinggi setelah Italia, Spanyol, dan Amerika Serikat.

"Hari ini, negara kita mencatat rekor yang simbolis dan sangat menyakitkan," kata Kepala Kesehatan Masyarakat Prancis Jerome Salomon dalam jumpa pers. "Pandemik ini sangat mematikan dan belum berakhir."

Dari total 20.265 pasien meninggal, 12.513 meninggal di rumah sakit dan sisanya di panti jompo.

Salomon menyebut, total fatalitas akibat Covid-19 lebih tinggi daripada jumlah kematian yang dipicu gelombang panas pada 2003, yakni 19.000.

Dia menuturkan, jumlah pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) telah turun selama 12 hari berturut-turut menjadi 5.683, yang terendah sejak 31 Maret. Menurut dia, hal tersebut menunjukkan bahwa lockdown atau karantina wilayah skala nasional memiliki efek positif dalam mengekang penyebaran Covid-19.

Kabar baik lain adalah penurunan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit untuk hari keenam berturut-turut. Pada Senin, otoritas kesehatan mencatat 30.584 orang yang dirawat, turun dari 30.610 pada Minggu (19/4).

Secara keseluruhan Prancis melaporkan lebih dari 155.000 kasus positif Covid-19, termasuk lebih dari 37.000 di antaranya yang sudah dinyatakan sembuh.

Prancis berada di bawah lockdown sejak 17 Maret dalam upaya memperlambat penyebaran virus. Pekan lalu, Presiden Emmanuel Macron mengumumkan akan mulai melonggarkan sejumlah pembatasan sosial mulai 11 Mei.

Sponsored

Secara bertahap, sekolah dapat dibuka kembali tetapi kafe, bioskop, dan pusat-pusat kebudayaan tetap ditutup. Macron juga mengumumkan, larangan penyelenggaraan acara publik besar akan bertahan hingga setidaknya pertengahan Juli.

Dalam konferensi pers pada Minggu, Perdana Menteri Edouard Philippe memperingatkan bahwa mengalahkan Covid-19 akan memakan banyak waktu.

"Meskipun ada relaksasi pembatasan, kehidupan kita tidak akan kembali normal pada 11 Mei. Kehidupan kita mungkin tidak akan kembali normal untuk waktu yang lama," kata dia. (Reuters dan Channel News Asia)

Berita Lainnya
×
tekid