Arab Saudi eksekusi mati 37 warganya terkait kasus terorisme

Pada Selasa (23/4), Arab Saudi mengeksekusi 37 warganya atas tuduhan kejahatan terkait terorisme.

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menyatakan para terpidana dinyatakan bersalah atas penyerangan terhadap fasilitas keamanan menggunakan bahan peledak, membunuh sejumlah petugas keamanan, dan bekerja sama dengan organisasi kriminal yang melawan kepentingan negara.

Setelah dinyatakan bersalah, Pengadilan Kriminal Khusus di Riyadh memerintahkan agar mereka dihukum mati.

Menurut kantor berita negara Saudi Press Agency (SPA), eksekusi tersebut dilakukan secara serentak di sejumlah tempat yakni di Riyadh, Makkah, Madinah, Qasim, serta Asir.

"Mereka dieksekusi karena mengadopsi pemikiran teroris dan ekstremis, serta karena membentuk sel teroris untuk merusak dan mengganggu stabilitas keamanan," tulis laporan SPA.

Selama beberapa jam, dua dari jasad pria yang dieksekusi digantung di depan umum dari sebuah tiang. Langkah tersebut memicu kritik karena dinilai terlalu sadis dan tidak pantas diperlihatkan di hadapan publik.

Tidak ada keterangan resmi terkait bagaimana para terpidana mati dieksekusi. Namun, hukuman mati di Arab Saudi biasanya dilakukan dengan menembak atau dipenggal yang kadang dijalankan di depan umum.

Eksekusi serentak itu terjadi setelah ISIS mengklaim pihaknya berada di balik serangan pada Minggu (21/4) di sebuah gedung keamanan di Zulfi, Arab Saudi. Dalam serangan itu, keempat penyerang bersenjata tewas dan tiga petugas keamanan terluka.

Menurut catatan SPA, setidaknya 100 orang telah dieksekusi di Arab Saudi sepanjang tahun ini.

Sementara itu menurut Amnesty International, pada 2018, negara kaya minyak itu dilaporkan telah melakukan hukuman mati terhadap 149 orang. Jumlah tersebut hanya kalah dengan Iran, yang telah mengeksekusi lebih banyak lagi terpidana mati.

Orang-orang yang dihukum mati biasanya karena kasus terorisme, pembunuhan, pemerkosaan, perampokan bersenjata, dan perdagangan narkoba.

Pemerintah Arab Saudi bersikeras hukuman mati diperlukan untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan serius.

Sumber : Al Jazeera