sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

AS hingga Turki tawarkan bantuan pascaledakan di Lebanon

Kerugian akibat ledakan ditaksir mencapai US$15 miliar.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 06 Agst 2020 13:44 WIB
AS hingga Turki tawarkan bantuan pascaledakan di Lebanon

Pejabat kesehatan Lebanon melaporkan, rumah sakit (RS) setempat kehabisan tempat tidur dan peralatan medis, Rabu (5/8), untuk merawat korban luka-luka akibat ledakan di pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8). Insiden mengakibatkan 135 korban tewas dan 5.000 lainnya.

"Clemenceau Medical Center di Beirut terlihat seperti rumah jagal, darah menodai setiap koridor dan lift," kata salah satu pejabat kesehatan setempat, Sara.

Gubernur Beirut, Marwan Abboud, mengatakan, kerugian secara keseluruhan akibat ledakan mencapai US$15 miliar. Jumlah itu termasuk kerugian tidak langsung terkait bisnis.

Pada Rabu, kelompok Bank Dunia menyatakan, akan bekerja dengan mitra Lebanon untuk memobilisasi pembiayaan publik dan swasta demi rekonstruksi dan pemulihan.

Setelah itu, tawaran dukungan internasional mengalir masuk. Negara-negara Teluk mengirim pesawat dengan peralatan medis dan pasokan lainnya.

Turki berencana mengirim 20 dokter untuk membantu merawat yang terluka serta bantuan medis dan pasokan lainnya. Irak juga menjanjikan bantuan bahan bakar, sementara Iran menawarkan bantuan makanan dan tenda medis.

"Kami bersimpati dengan warga Lebanon dan berdiri di samping mereka dalam tragedi menyakitkan dari ledakan pelabuhan Beirut," tutur Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei.

Amerika Serikat, Inggris, dan negara Barat lainnya juga menawarkan bantuan. Selain itu, Jerman, Belanda, dan Siprus menawarkan memberikan bantuan berupa tim pencarian dan penyelamatan khusus.

Sponsored

Dua pesawat Prancis yang mengangkut personel dan peralatan penyelamat spesialis diperkirakan akan tiba Kamis (6/8). Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dijadwalkan berkunjung ke Beirut pada Kamis.

Tim pencarian dan penyelamatan Lebanon pada Rabu masih melakukan misi pencarian orang hilang yang tertimbun reruntuhan akibat ledakan.

Pejabat setempat menyatakan, sekitar seperempat juta orang kehilangan rumah yang layak untuk ditinggali.

Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, menetapkan tiga hari untuk berkabung bagi korban tewas, dimulai pada Kamis.

Ledakan pada Selasa, merupakan yang terkuat yang pernah terjadi di Beirut, kota yang masih dilanda perang saudara yang berakhir tiga dekade lalu serta masih terpukul akibat krisis ekonomi dan lonjakan infeksi coronavirus baru (Covid-19).

"Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan kengerian yang melanda Beirut tadi malam, mengubahnya menjadi kota yang dilanda bencana," kata Presiden Lebanon, Michel Aoun, dalam sesi kabinet darurat.

Aoun mengatakan, 2.750 ton amonium nitrat, yang umumnya digunakan dalam pupuk dan bahan peledak, disimpan di pelabuhan setelah disita otoritas setempat pada 2014.

Dia menambahkan, pemerintah bertekad untuk menyelidiki dan mengungkap penyebab ledakan secepat mungkin serta mengadili pihak yang bertanggung jawab. Pejabat Lebanon belum mengonfirmasi asal muasal api awal yang memicu ledakan. (France 24)

Berita Lainnya
×
tekid