sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

AS tolak kerja sama vaksin Covid-19 dengan Rusia

Sebanyak 20 negara diklaim tertarik menggunakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Rusia.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 14 Agst 2020 16:21 WIB
AS tolak kerja sama vaksin Covid-19 dengan Rusia

Pejabat Rusia di Moskow mengatakan, pihaknya menawarkan kerja sama dengan Operation Warp Speed (OWS), lembaga Amerika Serikat (AS) yang dibentuk demi mempercepat akses vaksin dan perawatan pasien coronavirus baru (Covid-19) yang efektif. Namun, Washington menolaknya.

"Ada rasa ketidakpercayaan terhadap Rusia pada pihak AS dan kami yakin, bahwa teknologi kami, termasuk vaksin, pengujian, dan perawatan, tidak diadopsi di AS karena ketidakpercayaan itu," kata seorang pejabat senior Rusia yang berbicara secara anonim kepada CNN.

Pada Kamis (13/8), Sekretaris Pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, mengatakan, Presiden Donald Trump telah diberi pengarahan tentang vaksin Covid-19 yang dikembangkan Rusia.

Pejabat AS lainnya menyatakan, vaksin Rusia dianggap belum dapat dipercaya. Sehingga, tidak pernah menarik minat mereka untuk menjalin kerja sama.

"Tidak mungkin AS melakukan uji coba (vaksin Rusia) ini pada monyet, apalagi pada manusia," kata seorang pejabat kesehatan masyarakat pemerintah AS.

Pada Selasa (11/8), Rusia mengumumkan kebehasilannya mengembangkan vaksin untuk melawan Covid-19.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan, putrinya telah mencoba vaksin itu. Meski begitu, para pakar kesehatan skeptis tentang klaim penemuan vaksin ini.

Pejabat Rusia memberi tahu CNN, bahwa pihak mereka terbuka untuk berbagi informasi tentang vaksin dan akan mengizinkan perusahaan farmasi AS memproduksi vaksin Rusia di negaranya.

Sponsored

Sejumlah pejabat Rusia menyatakan, beberapa perusahaan farmasi AS tertarik untuk mempelajari tentang vaksin Rusia. Namun, tidak disebutkan nama-nama perusahaan tersebut.

Menyusul penolakan dari AS, para pejabat Rusia menilai, Washington harus secara serius mempertimbangkan untuk menggunakan vaksin mereka, yang diberi nama Sputnik V.

"Jika vaksin kami terbukti menjadi salah satu yang paling efektif, mengapa AS tidak ingin mengeksplorasi opsi ini lebih dalam? Mengapa politik menghalangi akses ke vaksin?" kata seorang pejabat senior Rusia.

Pemerintah Rusia mengungkapkan, setidaknya 20 negara di Amerika Latin, Timur Tengah, dan Asia telah menyatakan minatnya terhadap vaksin tersebut.

Rusia belum merilis data ilmiah apa pun tentang pengujian vaksin Covid-19 miliknya, Juga belum ada pihak yang dapat memverifikasi keamanan atau keefektifan vaksin itu. (CNN)

Berita Lainnya
×
tekid