sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

AS tuntut Korut bayar US$501 juta atas kematian Otto Warmbier

Korea Utara mengatakan bahwa penyebab kematian Otto Warmbier adalah botulisme dan konsumsi pil tidur. Namun, pengadilan AS membantah itu.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 26 Des 2018 18:05 WIB
AS tuntut Korut bayar US$501 juta atas kematian Otto Warmbier

Pada Senin (24/12), pengadilan Amerika Serikat memerintahkan Pyongyang untuk membayar US$501 juta sebagai ganti rugi atas penyiksaan berujung kematian kepada mahasiswa AS Otto Warmbier (22). 

Warmbier meninggal pada tahun 2017, tidak lama setelah dibebaskan dari penjara Korea Utara.

Pada April, orang tua Warmbier menggugat Korea Utara atas kematian putra mereka. Mahasiswa berusia 22 tahun itu meninggal di AS beberapa hari setelah dipulangkan dalam keadaan koma. Seorang koroner di Ohio menyatakan penyebab kematiannya adalah kekurangan oksigen dan aliran darah ke otak.

"Mosi penggugat dikabulkan," ujar Hakim Beryl Howell dari pengadilan Distrik Kolombia dalam putusan pengadilannya.

"Korea Utara bertanggung jawab atas penyiksaan, penyanderaan, dan pembunuhan di luar proses hukum terhadap Otto Warmbier. Hal ini melukai ibu dan ayahnya, Fred dan Cindy Warmbier," kata Howell.

Pyongyang menyalahkan botulisme dan konsumsi pil tidur sebagai penyebab kematian Warmbier, mereka menyangkal klaim penyiksaan.

Hakim Howell menyebut, Korea Utara belum merespons gugatan yang diajukan keluarga Warmbier di bawah Foreign Sovereign Immunities Act (FSIA). Itu merupakan UU yang dapat menggugat pemerintah asing atas pelanggaran yang tidak memiliki kekebalan diplomatik.

Sebagai salah satu negara paling dikucilkan di dunia, Korea Utara diyakini hanya memiliki sedikit aset di AS yang dapat disita untuk memenuhi tuntutan tersebut. 

Sponsored

Hubungan Washington dan Pyongyang yang relatif membaik dikhawatirkan dapat terpengaruh oleh keputusan pengadilan ini.

Pada Juni lalu, Donald Trump telah melakukan pertemuan bersejarah dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Singapura. Keduanya menyatakan kesiapan untuk bekerja sama melucuti senjata nuklir di Semenanjung Korea, meski prosedur dan hal-hal teknis lainnya tidak jelas sampai saat ini.

Trump, melalui akun Twitter-nya pada 24 Desember menunjukkan dia tengah memberi pengarahan kepada timnya terkait isu Korea Utara. "Kemajuan tengah dibuat. Tidak sabar menghadiri KTT berikutnya dengan Chairman Kim!."

Tidak dapat dikenali setelah dibebaskan

Warmbier, seorang penduduk asli Ohio yang bersekolah di University of Virginia, bepergian ke Korea Utara melalui layanan tur. Dia ditangkap di bandara Pyongyang dan diduga telah mencuri poster propaganda dari lobi hotel. Dia didakwa melakukan kejahatan terhadap negara.

Putusan pengadilan menyatakan bahwa keluarga Warmbier terus dinasehati oleh Kementerian Luar Negeri AS untuk tetap tenang, mereka percaya Korea Utara akan menuntut sesuatu demi pembebasan Warmbier.

Ketika dipulangkan setelah 17 bulan ditahan, Warmbier dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya dipasang selang bantuan untuk makan dan tuturnya tidak lagi dapat dipahami.

Dengan rambut yang telah dicukur habis, Warmbier jadi buta dan tuli. Giginya yang tadinya rapi menjadi berantakan, serta matanya melotot ke luar.

Hakim Howell mengutip ahli saraf di Ohio, Daniel Kanter, yang menyimpulkan bahwa Warmbier mungkin menderita kerusakan otak yang disebabkan oleh hilangnya aliran darah ke otak selama lima hingga 20 menit.

Berdasarkan kasus-kasus sebelumnya di mana Korea Utara berupaya mendapat pengakuan dari tahanan, Howell menyatakan luka-luka Warmbier mungkin disebabkan oleh teknik interogasi water-boarding, sengatan listrik, dicekik, atau giginya ditarik menggunakan tang.

Korea Utara membantah perlakuan buruk terhadap Warmbier dengan mengatakan bahwa tahanannya menderita botulisme, sebuah gangguan saraf yang disebabkan oleh keracunan toksin. Namun, hakim mengutip uji medis tidak menemukan bukti botulisme.

Bahkan jika diagnosis itu benar, hakim mempertanyakan alasan Korea Utara tidak mengirimnya kembali untuk mendapat perawatan medis. Baginya, penundaan dari pihak Korea Utara ini "menambah kesengajaan perlakuan brutal negara totaliter itu terhadap Warmbier." (The Straits Times)

Berita Lainnya
×
tekid