sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Asap beracun selimuti Ibu Kota Thailand, ratusan sekolah ditutup

Terdapat 437 sekolah umum yang ditutup akibat krisis polusi di ibu kota Thailand.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 30 Jan 2019 19:46 WIB
Asap beracun selimuti Ibu Kota Thailand, ratusan sekolah ditutup

Asap beracun, yang dipicu oleh partikel-partikel polutan berbahaya atau PM2.5, memaksa ratusan sekolah di Bangkok tutup. Krisis polusi telah menimbulkan kekhawatiran kesehatan yang meluas di Ibu Kota Thailand itu.

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha memerintahkan Gubernur Bangkok untuk memerintahkan penutupan 437 sekolah umum yang dikendalikan kota pada Rabu (30/1), setelah para pejabat mengatakan polusi akan berlanjut hingga Senin depan. Mereka menyebut lalu lintas yang padat sebagai salah satu pemicu penumpukan partikel di udara.

"Kami memutuskan untuk menghilangkan masalah dengan menutup sekolah-sekolah," kata Gubernur Asawin Kwanmuang. "Kami khawatir itu bisa berbahaya bagi anak-anak."

Selain padatnya lalu lintas, konstruksi yang tidak dibatasi, pembakaran tunggul tanaman, dan polusi dari pabrik-pabrik yang terjebak di kota menjadi pemicu lain dari polusi udara.

Risiko jangka panjang

Pihak berwenang telah menebarkan awan untuk memprovokasi hujan, menyemprot jalan layang dengan air untuk menangkap polutan mikro dan bahkan meminta orang untuk tidak membakar dupa dan kertas selama perayaan Tahun Baru Imlek.

Berbagai langkah tersebut sejauh ini telah menarik cemoohan dari banyak warga Bangkok, sementara stok masker polusi telah habis di banyak toko.

"Saya menggunakan masker ke mana pun saya pergi," kata Chaiwawut Benpalee yang berusia 12 tahun kepada kantor berita AFP. "Itu tidak akan memengaruhi kita sekarang, tapi di masa depan."

Sponsored

Kabut asap juga mulai meresap ke dalam percakapan seputar politik.

Thailand akan mengadakan pemilihan pada 24 Maret, yang pertama sejak militer mengambil alih dalam kudeta 2014.

"Saya tidak melihat ada tindakan serius yang diambil," twit Chaturon Chaisang, politikus top dari Partai Thai Raksa Chart, mendesak lebih banyak tindakan di luar penutupan sekolah.

Partainya, yang terkait erat dengan klan Shinawatra, telah dengan cepat meluncurkan aplikasi "ukur polusi", sementara partai-partai lain telah membagikan masker.

Sumber : Al Jazeera

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid