sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

ASEAN: Malnutrisi adalah isu multisektoral

Isu malnutrisi juga menyangkut sejumlah sektor seperti pendidikan, pertanian, dan kesejahteraan sosial.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 02 Mei 2019 19:26 WIB
ASEAN: Malnutrisi adalah isu multisektoral

Technical Officer Divisi Kesehatan Sekretariat ASEAN Alautiah Rahmunanda menyatakan bahwa malnutrisi di Asia Tenggara merupakan isu multisektoral, bukan hanya persoalan yang perlu diatasi oleh sektor kesehatan saja.

"Memang malnutrisi itu masalah yang harus dihadapi bersama, harus melibatkan banyak pemangku kepentingan, dan dibantu oleh pilar-pilar penting di ASEAN," tutur perempuan yang akrab disapa Tia itu dalam diskusi "Talking ASEAN: Overcoming Malnutrition in Children of Southeast Asia" di Habibie Center, Jakarta, Kamis (2/5).

Menurut Tia, tidak hanya sektor kesehatan, masalah malnutrisi juga menyangkut sejumlah sektor seperti sektor pendidikan, pertanian, dan kesejahteraan sosial.

Dia memaparkan bahwa untuk mendorong kerja sama antarsektor, ASEAN telah menyelenggarakan sejumlah kegiatan forum, lokakarya, dan diskusi yang membahas isu malnutrisi di Asia Tenggara.

"Kita punya sejumlah program yang sudah dan masih ada yang berjalan seperti ASEAN Nutrition Surveillance System, pelatihan terkait darurat nutrisi, ASEAN Multisectoral Workshop on Ending All Form of Malnutrition, dan forum ASEAN on Malnutrition," jelasnya.

Program-program tersebut, lanjutnya, dibuat sesuai dengan komitmen para pemimpin ASEAN yang tertuang dalam ASEAN Leaders Declaration on Ending All Forms of Malnutrition yang disepakati pada 2017 di Manila, Filipina.

Melalui deklarasi tersebut, para pemimpin ASEAN berkomitmen untuk menangani masalah malnutrisi melalui kerja sama yang baik dan hubungan kemitraan multisektoral dalam konteks regional.

"Sesuai isi deklarasi tersebut, ASEAN berupaya untuk memperluas dan meningkatkan keterlibatan dengan sejumlah sektor terkait dan pemangku kepentingan untuk mempercepat pembuatan kebijakan yang dapat mengatasi isu malnutrisi," kata dia.

Sponsored

Selain itu, ASEAN juga ingin memperkuat kapasitas manusia dan kelembagaan dalam hal penanganan malnutrisi.

Dalam kesempatan yang sama, Technical Officer Divisi Kesehatan Sekretariat ASEAN Michael Glen menegaskan bahwa deklarasi tersebut merupakan komitmen politik yang tinggi dari para pemimpin ASEAN.

Oleh sebab itu, ASEAN menugaskan kepala koordinator di masing-masing negara anggota untuk memantau kemajuan dan realisasi deklarasi tersebut.

"Pemantauan ini dilakukan agar program-program ASEAN terkait malnutrisi kualitasnya tetap terjaga dan malah meningkat," jelasnya.

Menyambung ucapan Michael, Tia menyampaikan bahwa kini ASEAN sedang berupaya mengoperasionalkan deklarasi tersebut melalui ASEAN Action Plan on Nutrition 2018-2030.

Menurut Tia, permasalahan malnutrisi, terutama yang berdampak pada anak-anak, sangat nyata dihadapi di kawasan Asia Tenggara. 

Data ASEAN pada 2017 menunjukkan, di antara anak-anak di bawah lima tahun di Asia Tenggara, sebanyak 17,9 juta pertumbuhannya terhambat atau stunting, 5,4 juta lahir dengan kecacatan fisik, 4,5 juta kelebihan berat badan, serta 21 juta menderita anemia.

"Kita tidak hanya menghadapi beban kekurangan gizi, tetapi juga kelebihan gizi. Maka itu, ASEAN terus memantau tren malnutrisi di kawasan untuk menghasilkan satu penilaian, satu pemahaman, satu satu solusi bersama untuk ASEAN," ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid