Atasi polusi udara, Ibu Kota India terapkan ganjil genap
Menurut pemantau indeks kualitas udara, AirVisual, New Delhi adalah kota besar paling berpolusi di dunia pada Senin (4/11).
Pihak berwenang di Ibu Kota India pada Senin (4/11) melarang mobil dengan pelat nomor akhir ganjil beredar, sebuah upaya untuk menangani polusi udara.
Indeks kualitas udara Kedutaan Besar Amerika Serikat mengukur konsentrasi partikel PM 2,5 melebihi 500, sebuah kondisi yang menunjukkan pemburukan serius pada penderita penyakit jantung dan paru-paru serta kematian dini pada orang tua dan mereka yang sakit.
Polusi pada tingkat itu juga berarti efek serius pada sistem pernapasan populasi umum.
Pemerintah kota telah mengumumkan darurat kesehatan masyarakat, dan memberlakukan sistem ganjil genap pada kendaraan pribadi setidaknya hingga 15 November.
Layanan taksi online, seperti Uber dan Ola, dikecualikan dari aturan tersebut. Dan kedua perusahaan itu telah mengumumkan tidak akan menaikkan harga selama durasi skema ganjil genap.
"Ini adalah ketidaknyamanan yang luar biasa karena saya tidak akan tepat waktu untuk rapat," ujar Sagar Bajaj (29), yang berjuang mendapat taksi di Connaught Place, pusat Kota Delhi yang sibuk.
Bajaj menuturkan dia biasanya mengemudi ke tempat kerja, tetapi hari ini dia tidak bisa melakukannya karena pelat mobilnya ganjil.
Menurut perkiraan resmi, knalpot kendaraan bermotor bersama dengan emisi dari industri berkontribusi lebih dari 50% atas pencemaran udara Delhi hampir setiap hari sepanjang tahun.
Kota ini juga memerintahkan sekolah-sekolah ditutup pada Senin. Selain itu, pihak berwenang juga memerintahkan agar seluruh pekerjaan konstruksi dihentikan.
Monitor pemerintah pada Minggu (3/11) menunjukkan kualitas udara telah mencapai level terburuk untuk tahun ini, yaitu 494 pada skala 500.
Menurut pemantau indeks kualitas udara, AirVisual, New Delhi adalah kota besar paling berpolusi di dunia pada Senin, dua kali lipat dari Lahore di Pakistan, yang menduduki peringkat ke dua.
Sumber : Reuters