sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Australia hapus pajak 10% untuk tampon dan pembalut

Pajak 10% untuk tampon dan pembalut di Australia telah berlaku sejak tahun 2000.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 03 Okt 2018 13:17 WIB
Australia hapus pajak 10% untuk tampon dan pembalut

Australia akan menghapus pajak kontroversial pada produk saniter perempuan setelah didorong oleh kampanye selama bertahun-tahun. 

Saat ini, tampon dan pembalut dijual dengan 10% pajak barang dan jasa (GST) karena keduanya dikategorikan sebagai barang-barang yang tidak esensial.

Para wanita menilai kategori tersebut tidak adil, mereka mencatat soal barang-barang seperti kondom dan tabir surya yang dikecualikan.

Pemerintah federal dan negara bagian pun pada Rabu (3/10) sepakat untuk menghapus pajak tersebut.

Banyak wanita merayakan perubahan tersebut.

"Kami benar-benar senang bahwa setiap orang berkampanye untuk menghapus pajak yang tidak adil," tutur Menteri Urusan Perempuan Kelly O'Dwyer kepada Sky News Australia. "Jutaan wanita di seluruh negeri akan sangat berterima kasih untuk itu."

Dikenal luas sebagai 'pajak tampon', pungutan atas produk saniter tersebut telah mengundang protes sejak dikenalkan pada tahun 2000.

Keputusan tersebut berhasil diloloskan pemerintah federal setelah sebelumnya sempat menghadapi kubu oposisi yang menentangnya atas dasar estimasi menurunnya pendapatan dari sektor pajak.

Sponsored

Pada 2015, petisi menentang pajak tampon ditandatangani oleh lebih dari 90.000 orang. Kampanye menolak pajak tampon juga dilakukan lewat sebuah video musik rap bertajuk 'Drop It Coz It's Rot' yang merupakan parodi hit klasik Snoop Dogg 'Drop It Like It's Hot'.

"Sungguh menggelikan bahwa perempuan Australia yang harus membayar ekstra 10% setiap kali mereka datang bulan. Pemerintah mengklasifikasikan tampon dan pembalut sebagai barang non-esensial, namun kita tetap diharuskan memakainya," tutur Mia Lethbridge, aktor dan sutradar yang memproduksi video tersebut pada tahun 2015.

Christine Forster, adik mantan Perdana Menteri Tony Abbott, turut tampil sebagai cameo dalam video tersebut. (BBC)

Berita Lainnya
×
tekid