sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Australia-Malaysia berseteru soal pemindahan kedubes ke Yerusalem

Gagasan PM Australia untuk memindahkan kedubes ke Yerusalem telah memicu reaksi keras dari Malaysia dan Indonesia.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 16 Nov 2018 19:38 WIB
Australia-Malaysia berseteru soal pemindahan kedubes ke Yerusalem

Australia dan Malaysia terlibat dalam perselisihan menyangkut kemungkinan bahwa Canberra akan memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.

Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg pada Jumat (16/11) mengatakan bahwa Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dalam sejarahnya pernah mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang anti-Yahudi.

Gagasan terkait pemindahan Kedubes Australia di Israeld dari Tel Aviv ke Yerusalem dimunculkan oleh PM Scott Morrison saat kampanye pemilu sela pada bulan lalu. 

Pengumuman yang tiba-tiba itu muncul hanya beberapa saat sebelum perebutan kursi, yang ternyata memiliki pemilih dalam jumlah besar dari kalangan Yahudi. Pemerintahan Nasional Liberal pimpinan Morrison sangat ingin menang guna dapat mempertahankan mayoritas di parlemen.

Kursi itu sendiri akhirnya lepas sehingga pemerintah menjalankan kekuasaan atas kerja sama dengan para anggota parlemen independen.

Bagaimanapun, usulan Morrison itu menimbulkan kekhawatiran di Indonesia dan Malaysia.

"Perdana Menteri Malaysia itu punya pola," kata Frydenberg dalam wawancara di sebuah radio. "Dia pernah menyebut orang-orang Yahudi sebagai orang berhidung kakaktua. Dia juga mempertanyakan jumlah orang yang terbunuh dalam Holocaust," ungkap Frydenberg setelah Mahathir menyinggung isu pemindahan kedutaan kala bertemu dengan Morrison di KTT ASEAN pada Kamis (15/11) di Singapura.

Sementara itu, usai pertemuannya dengan PM Morrison, Mahathir mengatakan, "Saya sampaikan bahwa dalam menangani terorisme, kita harus mencari sumber masalahnya."

Sponsored

"Menambah penyebab terorisme tidak akan membantu," imbuh PM Malaysia itu.

Ketika berbicara pada Jumat, Morrison membenarkan bahwa PM Mahathir menyinggung soal kemungkinan pemindahan kedutaan. Namun, dia menyatakan hanya "Australia yang menentukan kebijakan luar negeri Australia".

Sebesar 60% penduduk Malaysia beragama Islam. Australia dan Malaysia sendiri sebelumnya pernah mengalami hubungan yang bergejolak.

Kedua negara berselisih 25 tahun lalu ketika Perdana Menteri Australia Paul Keating menyebut Mahathir "bandel" karena memboikot forum ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 1993.

Indonesia juga telah menyampaikan kekhawatiran soal kemungkinan pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem. Indonesia menekankan bahwa pemindahan akan mengancam rencana membuat perjanjian perdagangan bebas dengan Australia. 

Namun demikian, Morrison mengatakan masalah-masalah itu tidak disinggung dalam pembicaraan teranyarnya dengan Presiden Joko Widodo. (Ant)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid