sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Australia-Selandia Baru berupaya membuka kembali perbatasan

Kedua negara memiliki tingkat fatalitas akibat Covid-19 hanya 1%, jauh di bawah sebagian besar negara lain.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 05 Mei 2020 20:37 WIB
Australia-Selandia Baru berupaya membuka kembali perbatasan

Australia dan Selandia Baru pada Selasa (5/5) mengatakan upaya untuk melanjutkan perjalanan antara kedua negara akan memakan waktu. Kedua negara telah lebih dari satu bulan menutup perbatasan mereka bagi seluruh nonwarga negara dan memberlakukan karantina wajib pada siapa pun yang kembali dari luar negeri.

Saat ini, Australia dan Selandia Baru sedang dengan hati-hati membuka kembali ekonomi mereka yang sebagian besar tutup menyusul pandemik Covid-19.

Kedua negara memiliki tingkat fatalitas akibat Covid-19 hanya 1%, jauh di bawah sebagian besar negara lain. Sementara jumlah kasus baru hanya sebagian kecil dari puncak wabah mereka pada Maret.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menuturkan, perjalanan melintasi Laut Tasman antara kedua negara akan menjadi rute internasional pertama yang dimulai kembali.

"Ketika melihat orang-orang Australia melakukan perjalanan dari Melbourne ke Cairns, pada saat itu saya berharap semuanya kembali normal, kita dapat terbang dari Melbourne ke Auckland atau Christchurch," ujar PM Morrison kepada wartawan di Canberra.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, yang pada Selasa menjadi pemimpin dunia pertama yang bergabung dalam pertemuan Kabinet Australia dalam lebih dari 60 tahun mengatakan, langkah tersebut akan membutuhkan waktu.

"Ketika kita merasa nyaman dan percaya diri bahwa kedua belah pihak yakin tidak akan menerima kasus dari Australia, dan kita juga tidak akan mengekspornya, maka itu waktunya untuk maju," kata PM Ardern kepada wartawan di Wellington setelah menghadiri pertemuan melalui video dengan para pemimpin Australia. 

"Tidak ada di antara kita yang menginginkan kasus Covid-19 datang ke negara kita."

Sponsored

Australia telah mencatat 6.849 kasus infeksi Covid-19, di mana 96 di antaranya meninggal dan 5.889 sudah dinyatakan sembuh. Adapun Selandia Baru mengonfirmasi 1.486 kasus, termasuk 20 fatalitas dan 1.302 yang sudah pulih.

Sejumlah peraturan tentang social distancing telah sedikit dilonggarkan di Selandia Baru dan di beberapa negara bagian dan teritori Australia, tetapi pembatasan pada pertemuan besar dan perjalanan yang tidak penting tetap diberlakukan.

Selandia Baru tidak mencatat kasus baru Covid-19 untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa dan PM Ardern telah bersumpah untuk sepenuhnya menghilangkan patogen dari negara dengan penduduk hampir lima juta jiwa itu.

Chief Executive Qantas Airways Ltd Alan Joyce menuturkan bahwa penerbangan reguler antara Australia dan Selandia Baru dapat dimulai segera setelah rute domestik dibuka kembali.

"Ini bisa menjadi model yang sangat baik untuk pembukaan pasar internasional secara bertahap," kata kepala maskapai terbesar Australia itu kepada wartawan.

Qantas saat ini hanya mengoperasikan 5% dari jaringan penumpang domestik sebelum krisis dan 1% dari jaringan internasionalnya.

Membuka kembali rute perjalanan akan menjadi keuntungan besar bagi Australia-Selandia Baru karena pembatasan jarak sosial yang ketat sangat mengganggu ekonomi keduanya.

Menurut data Biro Statistik Australia, hampir satu juta lapangan kerja hilang antara pertengahan Maret dan pertengahan April ketika sebagian besar perekonomian ditutup sebagai bagian dari perang melawan coronavirus jenis baru. 

Canberra telah meluncurkan sejumlah langkah dukungan ekonomi senilai sekitar 320 miliar dolar Australia atau sekitar 16% dari PDB-nya. Pembatasan gerakan publik telah mendorong negara itu menuju resesi pertama dalam hampir 30 tahun.

Reserve Bank of Australia memperkirakan ekonomi terbesar ke-12 di dunia itu akan mengalami kontraksi terbesarnya pada semester pertama tahun ini, mengirimkan tingkat pengangguran menjadi dua digit, tetapi membentangkan harapan pemulihan menyusul terkendalinya penyebaran virus.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid