Bangkok jadi kota paling banyak dikunjungi di dunia
Bangkok telah menjadi kota terpopuler di dunia untuk dikunjungi selama empat tahun berturut-turut.
Ibu Kota Thailand, Bangkok, menyisihkan Paris dan London sebagai kota paling populer di dunia untuk dikunjungi. Demikian menurut survei yang dirilis pada Rabu (4/9). Ini berita baik bagi Thailand setelah kekhawatiran atas menurunnya wisatawan asing.
Laporan peringkat tahunan oleh MasterCard Inc. menobatkan Bangkok sebagai kota yang paling banyak dikunjungi selama empat tahun berturut-turut, dengan sekitar 22,8 juta pengunjung.
Paris dan London berada di peringkat kedua dan ketiga, masing-masing dengan sekitar 19,1 juta kunjungan, disusul oleh Dubai dengan 15,9 juta kunjungan.
Singapura dan Kuala Lumpur berada di peringkat keempat dan kelima. New York, Istanbul, Tokyo, dan Antalya, Turki, masuk dalam peringkat 10 besar.
Jumlah pengunjung internasional di 200 kota tumbuh 76% dalam 10 tahun terakhir.
Meskipun Bangkok sudah lama berjaya di puncak daftar, industri pariwisata Thailand saat ini tengah menghadapi angin sakal, dengan penurunan kunjungan sebesar 1,03% YoY pada Mei sebelum pulih untuk tumbuh 0,89% pada Juni dari tahun sebelumnya.
Pariwisata menyumbang sekitar 12% ekonomi Thailand.
Namun, pertumbuhan ekonomi China yang melemah dan kecelakaan kapal tahun lalu menyebabkan penurunan kedatangan turis China di Thailand pada paruh pertama tahun ini. Penurunan jumlah pengunjung dari China sebagian diimbangi oleh kedatangan wisatawan India.
"Thailand mengharapkan untuk menyambut dua juta wisatawan India pada 2019," kata Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand, Yuthasak Supasorn, seraya menambahkan ini satu tahun lebih awal dari target.
Pada Agustus, pemerintah memperpanjang pengabaian biaya 2.000 baht atau setara US$65 untuk on arrival visa bagi wisatawan dari 18 negara termasuk mereka yang datang dari China dan India.
"Kelas menengah yang tumbuh dan meningkatnya populasi orang kaya serta meningkatnya maskapai penerbangan berbiaya rendah akan membuat perjalanan lebih mudah diakses," kata Kepala Eksekutif Minor Hotels, Dilip Rajakrier. "Mengingat hanya kurang dari 10% dari total populasi China yang memiliki paspor dewasa ini, potensi pasar China tidak akan pernah pudar." (Ant)