sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Banjir di Shanxi China: 15 tewas dan 3 lainnya hilang

Bencana ini terjadi usai banjir menerjang Provinsi Henan pada Juli 2021, yang mencatatkan rekor korban tewas hingga 300 orang.

Sita Aisha Ananda
Sita Aisha Ananda Selasa, 12 Okt 2021 12:57 WIB
Banjir di Shanxi China: 15 tewas dan 3 lainnya hilang

Sedikitnya 15 orang dilaporkan tewas dan tiga lainnya masih hilang akibat banjir imbas hujan deras di Provinsi Shanxi, China utara. Bencana setidaknya berdampak terhadap 1,75 juta orang serta mengakibatkan 19.500 rumah rusak, tetapi hanya 120.000 jiwa yang mengungsi.

Berdasarkan laporan Global Times, yang dikelola pemerintah, pada Selasa (12/10) waktu setempat, kerugian ekonomi diperkirakan sebesar US$770 juta. Namun, tidak diperinci daerah mana saja di Shanxi yang terdampak parah.

Sementara itu, kantor berita Xinhua melaporkan, tanggap darurat banjir sudah diturunkan dan situasi saat ini sudah stabil. Tinggi air sungai pun telah di bawah tanda peringatan.

Di sisi lain, 190.000 ha tanaman diperkirakan juga terdampak banjir. Dalam sebuah rekaman video yang diterbitkan Shanxi Evening News, penyelamat mengarungi air keruh dan mengambang di atas rakit di jalan-jalan kota yang banjir.

Beberapa pekerja terlihat memperbaiki bendungan yang rusak dan rel kereta api dibiarkan menggantung di atas air setelah bagian dari jembatan yang mereka tumpangi runtuh.

Banjir ini terjadi beberapa bulan setelah rekor bencana serupa melanda Provinsi Henan, China tengah, pada Juli 2021. Kala itu, banjir menewaskan lebih dari 300 orang dan menimbulkan kekhawatiran atas pasokan energi jelang musim dingin.

Pemerintah Shanxi menyatakan, curah hujan di sebagian besar wilayahnya memecahkan rekor selama sepekan terakhir. Karenanya, aktivitas tambang batu bara diminta berhenti beroperasi sebagai upaya antisipasi dan menyusun rencana darurat.

Setidaknya 60 titik tambang batu bara di Shanxi telah berhenti beroperasi karena banjir, padahal China tengah menghadapi krisis pasokan listrik.

Sponsored

"Negeri Tirai Bambu" baru-baru ini memerintahkan perusahaan tambang batu bara tidak mengeluarkan biaya untuk menggenjot produksi. Pun mengisyaratkan menaikkan harga listrik guna meningkatkan kinerja pembangkit.

Pemadaman listrik di China kian yang meluas di tengah rekor harga batu bara dan kontrol harga listrik negara. Di sisi lain, dihadapkan pada penurunan target emisi. (Al Jazeera)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid