sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bebas, 2 WNI eks sandera Abu Sayyaf diserahkan ke keluarga

Maharudin dan Samiun akhirnya berkumpul kembali dengan keluarga pada Kamis (26/12).

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 26 Des 2019 17:00 WIB
Bebas, 2 WNI eks sandera Abu Sayyaf diserahkan ke keluarga

Maharudin dan Samiun, dua WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK), yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina sejak 24 September akhirnya bertemu dengan keluarga mereka. Upacara serah terima berlangsung di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, pada Kamis (26/12).

"Secara resmi, pemerintah Indonesia mengembalikan atau menyerahkan Pak Maharudin dan Pak Samiun kepada pihak keluarga. Selamat berkumpul dengan keluarga masing-masing," tutur Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.

Kedua ABK berhasil dibebaskan dari cengkeraman kelompok Abu Sayyaf lewat operasi militer di kawasan hutan yang letaknya tidak jauh dari Kota Panamao, Sulu.

Kini, militer Filipina tengah mengejar sisa-sisa kelompok Abu Sayyaf di kawasan tersebut guna menyelamatkan satu WNI ABK lainnya yang masih disandera, Muhammad Farhan.

"Pemerintah Indonesia masih terus berdoa agar saudara Muhammad Farhan dapat dibebaskan dengan selamat dalam waktu dekat ini," lanjut Menlu Retno.

Tiga ABK itu diculik oleh Abu Sayyaf saat sedang menangkap ikan di perairan Sabah, Malaysia. Ketiganya kemudian dibawa ke markas mereka di kawasan hutan di selatan Sulu.

Menlu Retno mengatakan, pada Rabu (25/12), dirinya telah berkomunikasi dengan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana untuk membahas mengenai upaya pembebasan Muhammad Farhan yang merupakan putra dari Maharudin.

"Indonesia meminta agar upaya pembebasan dapat segera dilakukan. Menhan Delfin menyebut, akan berupaya sekuat mungkin untuk mewujudkannya," jelas dia.

Sponsored

Permintaan itu ditindaklanjuti dengan kunjungan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto ke Filipina pada Kamis untuk bertemu dengan Menhan Delfin.

Retno mengatakan bahwa pembebasan dua WNI dapat dilakukan karena adanya kerja sama antara otoritas dalam negeri Indonesia maupun secara bilateral antara Indonesia dan Filipina.

"Saya masih ingat, saat bertemu dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Busan, Korea Selatan, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan permintaan untuk memberikan perhatian terhadap tiga WNI yang disandera di Filipina," tutur dia.

Menurut Menlu Retno, Presiden Duterte pun langsung menyampaikan komitmen untuk membantu dengan sekuat tenaga.

Indonesia, lanjutnya, telah melakukan komunikasi dan kerja sama intensif dengan pihak West Mindanao Command (Westmincomm) sejak ketiga WNI disandera.

Lebih lanjut, Menlu Retno mengungkapkan bahwa operasi pembebasan yang terjadi pada Minggu (22/12) meninggalkan duka atas gugurnya satu personel militer Filipina.

"Saya sudah berkomunikasi langsung dengan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin, Menhan Delfin, dan Westmincomm untuk menyampaikan ucapan dukacita yang mendalam atas nama pemerintah Indonesia," ujar dia.

Intensifkan upaya preventif

Menlu Retno menekankan, ke depannya, langkah yang penting dilakukan adalah meningkatkan upaya preventif agar tidak ada korban yang jatuh di kemudian hari.

"Indonesia sudah memiliki pola kerja sama trilateral dengan Malaysia dan Filipina untuk menjamin keamanan di perairan Sulu dan sekitarnya," jelas dia. "Jadi, kita perlu mengintensifkan kerja sama tersebut."

Dia menyebut, kerja sama trilateral juga akan menjadi salah satu agenda pembahasan utama dalam pertemuan antara Menhan Prabowo dan Menhan Delfin.

"Tadi pagi, Kemlu RI sudah berkomunikasi dengan Pak Prabowo dan meminta untuk mengintensifkan mekanisme ini dengan pihak Filipina. Upaya preventif ini sangat perlu untuk diperkuat," jelas Retno.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha menyebut bahwa selama ini penculikan ABK kerap terjadi di perairan Sabah.

Farhan, Samiun, dan Maharudin, tambahnya, berasal dari Buton dan bekerja di kapal milik Malaysia.

"Selama ini, perwakilan Indonesia di Tawau dan Kota Kinabalu senantiasa memberikan imbauan kepada WNI untuk berhati-hati saat melaut," kata Judha.

Berita Lainnya
×
tekid