sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Beberapa jam pasca-sanksi AS, Menlu Korea Utara kunjungi Iran

Menlu Iran Mohammad Javad Zarif dan Menlu Korea Utara Ri Yong Ho membahas perkembangan regional dan internasional terbaru.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 08 Agst 2018 16:38 WIB
Beberapa jam pasca-sanksi AS, Menlu Korea Utara kunjungi Iran

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menerima kunjungan mitranya Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho ke Teheran pada Selasa (7/8). Kedatangan Ri Yong Ho terjadi beberapa jam setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.

Kantor berita yang dikelola pemerintah Iran, IRNA, melaporkan kedua Menlu bertatap muka dan "menyatakan puas dengan hubungan bilateral yang ada dan menyerukan perluasan hubungan lebih lanjut."

Tanpa rincian spesifik, kantor berita Iran menambahkan bahwa "keduanya juga membahas perkembangan regional dan internasional terbaru, serta kepentingan bersama." Demikian seperti dikutip dari CNN, Rabu (8/8).

Ini merupakan kunjungan pertama oleh seorang pejabat senior Korea Utara ke Iran selama masa jabatan kedua Presiden Hassan Rouhani dan dilakukan berdasarkan permintaan menteri luar negeri Korea Utara, ungkap IRNA.

Pada hari yang sama, Presiden Donald Trump menulis pesan via Twitter yang memperingatkan negara-negara untuk tidak berbisnis dengan Iran.

Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran pada 9 Mei 2018. Pakta nuklir tersebut tercapai pada era pemerintahan Barack Obama, yakni pada 2015 dan melibatkan China, Prancis, Jerman, Uni Eropa, Rusia, dan Inggris.

Presiden ke-45 AS itu telah lama menjadi pengkritik vokal kesepakatan nuklir Iran, bahkan sejak dia belum menjadi presiden. Trump menyebut pakta nuklir "mengerikan" karena dapat memulihkan perekonomian Iran hingga memungkinkan Teheran memicu konflik di kawasan. 

Sponsored

Sanksi yang diberlakukan kembali oleh AS pada Selasa kemarin merupakan tahap pertama, menargetkan pembelian atau perolehan dolar AS, pelarangan pembelian pesawat komersil oleh Iran, industri otomotif, perdagangan logam mulia termasuk emas, dan ekspor karpet serta makanan tertentu.

Tahap kedua sanksi AS yang menyasar sektor minyak dan bank sentral akan diberlakukan pada awal November.

Sejauh ini, Inggris dan Uni Eropa telah menyatakan komitmen mereka untuk "menjaga" kelangsungan kesepakatan nuklir Iran. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Federica Mogherini bahkan mendorong perusahaan-perusahaan UE untuk meningkatkan bisnis mereka dengan Iran mengingat Teheran telah mematuhi komitmen mereka terhadap kesepakatan nuklir 2015.

Untuk melindungi bisnis Eropa dari dampak sanksi, UE pada Senin (6/8) memberlakukan "UU Pemblokiran". UU tersebut akan melarang perusahaan-perusahaan dan pengadilan Uni Eropa untuk mematuhi sanksi Amerika Serikat terhadap Iran.

Berita Lainnya
×
tekid