sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bell's palsy, reaksi paling serius yang dirasakan warga Israel usai divaksin

Ada 13 kasus Bell's palsy atau kelumpuhan otot pada wajah warga Israel.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 18 Jan 2021 13:26 WIB
Bell's palsy, reaksi paling serius yang dirasakan warga Israel usai divaksin

Hampir 170.000 warga Israel telah menerima suntikan kedua vaksin Covid-19 pekan lalu, studi awal menunjukkan bahwa mereka kemungkinan akan merasa ketidaknyamanan dan rasa sakit ringan, tetapi tidak ada efek samping yang signifikan.

Studi yang diterbitkan pada Jumat (15/1) lembaga kesehatan Maccabi mengungkapkan, dari 600 orang pertama yang mendapatkan suntikan dosis kedua, 70% mengatakan mereka merasakan sakit di tempat suntikan atau efek kecil lainnya seperti demam, mual, dan pusing dalam 72 jam pertama setelah mendapatkan suntikan. Namun sejauh ini tidak ada laporan terkait efek samping yang serius.

"Bahkan, jika orang merasa tidak enak selama beberapa hari pertama, efeknya berlalu dengan cepat dan mereka akan segera terlindungi dari penyakit," kata CEO Maccabi Ran Saar kepada media lokal Israel.

Temuan tersebut berkorelasi dengan angka Kementerian Kesehatan Israel yang dirilis pada Kamis (14/1), bahwa dari hampir dua juta orang yang divaksinasi, hanya 1.127 orang yang melaporkan menderita efek samping, dengan sebagian besar di antaranya di bawah umur.

Efek samping yang paling umum dilaporkan adalah kelemahan, pusing, sakit kepala dan demam. Sementara sekitar 307 orang melaporkan gejala di bagian tubuh di mana mereka menerima suntikan seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan.

Reaksi yang paling serius adalah 13 kasus Bell's palsy berupa kelemahan sementara atau kelumpuhan otot di wajah. Tiga orang melaporkan rasa logam pahit di mulut, dua orang kesulitan bernapas, dan satu orang pingsan.

Sebagai hasil dari temuan tersebut, Asosiasi Medis Israel merekomendasikan kepada kemenkes bahwa orang yang menderita Bell's palsy setelah suntikan pertama, sebaiknya tidak menerima dosis kedua dari vaksin tersebut, dengan alasan tidak ada cukup informasi tentang isu itu.

Pejabat kesehatan mengatakan, mereka tidak khawatir dengan efek sampingnya. Laporan Kemenkes Israel juga menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu setelah menerima suntikan pertama, kemungkinan terinfeksi menurun secara signifikan.

Sponsored

Temuan lainnya studi tersebut adalah sebanyak 82.567 orang terinfeksi dalam seminggu setelah mendapatkan suntikan pertama, tetapi hanya 4.500 setelah 15 hari.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu berjanji bahwa Israel akan meningkatkan kampanye vaksinasinya, dengan target memberikan 170.000 suntikan sehari. Israel sejauh ini telah berhasil memvaksinasi 2 juta warganya dengan vaksin Pfizer-BioNTech.

Bertepatan dengan peluncuran kampanye vaksinasi telah terjadi lonjakan kasus infeksi Covid-19, dengan lebih dari 9.000 infeksi baru terdeteksi dalam beberapa hari terakhir.

Karena angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi, pemerintah pekan lalu memperketat tindakan lockdown yang berlaku seminggu sebelumnya, memerintahkan penutupan sekolah dan bisnis.

PM Netanyahu mendesak rakyat untuk mematuhi pembatasan sosial yang dimandatkan pemerintah dan mengatakan belum ada keputusan yang dibuat untuk memperpanjang lockdown ketiga, yang oleh pejabat kesehatan diperkirakan akan berlangsung melampaui tenggat 21 Januari. (Times of Israel)

Berita Lainnya
×
tekid