sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bogota terburuk di dunia soal pelecehan seksual, Jakarta?

Laporan yang dirilis oleh Plan International menyurvei hampir 400 ahli di 22 kota di enam benua.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 02 Okt 2018 13:14 WIB
Bogota terburuk di dunia soal pelecehan seksual, Jakarta?

Sebuah laporan mengungkapkan bahwa ibu kota Kolombia, Bogota, adalah kota terburuk untuk dihuni oleh anak perempuan dan wanita ketika menyangkut dengan isu pelecehan seksual. 

Laporan yang dirilis oleh Plan International bertajuk 'Girls' Safety in Cities across the World' menyurvei hampir 400 ahli di 22 kota di enam benua, untuk memeriksa risiko keamanan yang dihadapi anak perempuan dan wanita dalam skala besar.

Survei menemukan bahwa ibu kota Peru, Lima, adalah kota paling berbahaya di dunia bagi para gadis untuk pergi sendirian, baik pada siang maupun malam hari. Adapun Johannesburg berada pada posisi paling berbahaya untuk kasus pencurian, perampokan, dan penyerangan seksual atau pemerkosaan.

Sementara itu, Stockholm merupakan kota paling aman dari pelecehan seksual. Perempuan juga tidak perlu khawatir untuk bepergian sendiri atau menggunakan transportasi umum di Ibu kota Swedia itu.

Jajak pendapat ini adalah yang pertama dari jenisnya yang menyoroti universalitas bahaya yang dihadapi para gadis dan wanita muda di sejumlah kota dan ruang publik yang berbeda masyarakat dan budayanya.

Menurut laporan tersebut, pelecehan seksual merupakan risiko keselamatan nomor satu yang dihadapi anak perempuan dan wanita muda.

Setidaknya 78% dari para ahli menggambarkan pelecehan seksual sebagai risiko yang sangat tinggi bagi anak perempuan, dan 77% mengatakan bahwa itu terjadi sering atau cukup sering di ruang publik di kota mereka.

Lebih lanjut, 60% ahli mengatakan bahwa pelecehan seksual di kota mereka tidak pernah atau nyaris tidak pernah dilaporkan kepada pihak berwenang.

Sponsored

Di Johannesburg dan Bogota, seluruh ahli yang ambil bagian dalam survei setuju bahwa risiko pelecehan seksual tinggi hingga sangat tinggi.

Ketika ditanya bagaimana Bogota dapat dijadikan tempat yang lebih aman bagi anak perempuan dan wanita muda, seorang responden mengatakan, "Sangat penting untuk mengubah norma-norma gender, terutama yang membuat pria percaya bahwa mereka memiliki hak atas ruang publik dan tubuh perempuan. Itu akan membantu wanita merasa lebih aman."

Responden lain mengungkapkan sejumlah solusi lain, seperti menanggulangi norma-norma gender yang berbahaya dengan memberikan pelatihan gender dan meningkatkan kesadaran di antara anak laki-laki dan pria.

Ada pula yang menyarankan perlunya meningkatkan infrastruktur kota, seperti pencahayaan yang tepat di malam hari dan larangan minum-minum di muka umum. Selain itu, responden juga mendesak perlunya lebih banyak kemauan politik untuk mengubah status quo dan mendorong penegakan hukum.

Seorang ahli di Toronto, Kanada, menyatakan lebih banyak perempuan di komite pemerintah yang dipercayakan merencanakan keselamatan adalah solusi atas isu ini. 

Di Jakarta, seorang pakar mengatakan, "Tentu saja harus ada perubahan perilaku masyarakat dalam memandang hak wanita dan anak perempuan secara umum. Pemerintah dan penegak hukum harus memiliki undang-undang yang melindungi dan menjamin keselamatan wanita dan anak perempuan."

Jakarta sendiri menduduki peringkat ke-10 dalam daftar kota dengan tingkat pelecehan seksual tertinggi di dunia versi laporan Plan International. (Al Jazeera)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid