sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Buktikan dukungan, AS kirim delegasi tak resmi ke Taiwan

Sebelumnya, China memperingatkan AS untuk "tidak bermain dengan api" terkait isu Taiwan.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 14 Apr 2021 17:31 WIB
Buktikan dukungan, AS kirim delegasi tak resmi ke Taiwan

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengirim delegasi tidak resmi pejabat tingkat tinggi ke Taiwan pada Rabu (14/4) sebagai sinyal dukungan untuk pulau yang diklaim China sebagai miliknya.

Mantan Senator, Chris Dodd, serta mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Richard Armitage dan James Steinberg diperkirakan tiba di Taiwan pada Rabu sore.

Mereka melakukan perjalanan atas permintaan Biden. Tindakan yang oleh pejabat Gedung Putih disebut sebagai "sinyal pribadi" dari komitmen presiden terhadap Taiwan.

"Sekali lagi, kunjungan ini menunjukkan hubungan yang kuat antara Taiwan dan Amerika Serikat," kata Juru bicara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Xavier Chang.

Delegasi dari AS akan bertemu Tsai pada Kamis (15/4).

Sebanyak 23 juta warga Taiwan hidup dengan ancaman invasi China, yang tidak menyampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau itu. Beijing juga berusaha mengisolasi Taiwan di panggung dunia dan mengutuk upaya negara lain dalam menjalin kontak dengan pulau itu.

Pada awal pekan ini, 25 pesawat angkatan udara China memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan, aktivitas militer terbesar yang dilaporkan Taipei sejak 2016.

Kantor Urusan Taiwan milik China mengklaim, pemerintah Taiwan dan sejumlah separatis berkolusi dengan kekuatan eksternal serta mencoba merusak perdamaian dan stabilitas.

Sponsored

"Pengorganisasian latihan tempur yang sebenarnya oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di Selat Taiwan adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi situasi keamanan di Selat Taiwan dan untuk menjaga kedaulatan nasional," kata Juru bicara militer China, Ma Xiaoguang.

Delegasi AS mengunjungi Taiwan pada peringatan 42 tahun Undang-Undang Hubungan Taiwan, yang didukung Biden ketika masih menjabat sebagai senator.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS pada pekan lalu mengatakan, pihaknya mengeluarkan pedoman baru yang memungkinkan para pejabat "Negeri Paman Sam" untuk lebih bebas bertemu pejabat Taiwan. 

China menanggapi langkah tersebut dengan memperingatkan AS untuk tidak "bermain-main dengan api".

Mantan Presiden Donald Trump membuat marah China dengan mengirim beberapa pejabat senior ke Taiwan dan Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo, mengumumkan beberapa hari sebelum kepresidenan Trump berakhir pada Januari, bahwa dia mencabut pembatasan kontak antara pejabat AS dan rekan-rekannya di Taiwan.

Taiwan merupakan masalah teritorial paling sensitif bagi Beijing dan menjadi salah satu titik perselisihan dengan Washington.

"AS berkomitmen untuk melibatkan Taiwan dan memperdalam kerja sama kami pada kepentingan bersama sejalan dengan kebijakan 'satu China'," kata pejabat pemerintahan Biden.

Seorang peneliti di National Taiwan University, Lev Nachman, mengatakan, langkah AS tidak bermaksud meningkatkan ketegangan dengan China.

"Tidak ada niat eskalasi, ini belum pernah terjadi sebelumnya dan ini normal. Mungkin ini semacam upaya 'unjuk gigi' dari Biden, tetapi yang pasti bukan perubahan radikal dalam arah atau sikap AS," tuturnya.

Nachman menilai, pendekatan tersebut merupakan penyimpangan dari pemerintahan Trump, yang kadang-kadang tampaknya terlibat dengan Taiwan semata-mata untuk memprovokasi Beijing.

Dia mengatakan, kunjungan paralel utusan iklim AS, John Kerry, ke China minggu ini menunjukkan pemerintahan Biden "memperlakukan Taiwan seperti Taiwan dan China seperti China".

"Itu bagi saya menunjukkan hubungan produktif yang tumbuh dengan baik. Biden tidak hanya akan meningkatkan hubungan Taiwan hanya untuk membuat jengkel China, tetapi karena tujuan bersama yang nyata dan hubungan menguntungkan yang bisa mereka miliki bersama," jelasnya. (Al Jazeera)

Sumber : Al Jazeera

Berita Lainnya
×
tekid