Cegah penyebaran Covid-19, Arab Saudi tutup Provinsi Qatif

Arab Saudi pada Minggu (8/3) memberlakukan penutupan sementara Provinsi Qatif, yang merupakan rumah bagi sebagian besar dari 15 kasus infeksi coronavirus jenis baru. Selain itu, perjalanan udara dan laut ke dan dari sembilan negara, di antaranya Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Lebanon, Suriah, Korea Selatan, Mesir, Italia, dan Irak ditangguhkan.

Aktivitas belajar mengajar di sekolah dan universitas di seluruh negeri juga ditangguhkan mulai dari Senin (7/3) hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan penutupan Qatif, yang memiliki populasi muslim syiah terbesar, setelah empat kasus baru dikonfirmasi.

"Mengingat 11 kasus infeksi coronavirus jenis baru berasal dari Qatif, telah diputuskan untuk sementara waktu menangguhkan aktivitas masuk dan keluar dari daerah itu," ujar Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.

Kecuali untuk layanan vital seperti apotek dan pom bensin, aktivitas di seluruh lembaga pemerintah dan swasta, akan berhenti.

Meski pengumuman itu menyebutkan bahwa penutupan bersifat sementara, namun dinilai berisiko memicu kemarahan di kalangan masyarakat Qatif mengingat mereka telah lama menuduh pemerintah Arab Saudi yang suni melakukan diskriminasi dan marginalisasi. Tuduhan itu dibantah oleh Riyadh.

Pihak berwenang Arab Saudi sebelumnya mengatakan bahwa mereka yang terinfeksi telah mengunjungi Iran atau Irak atau melakukan kontak dengan orang-orang yang mengunjungi negara-negara tersebut, yang merupakan rumah bagi sejumlah situs suci syiah.

Penutupan Qatif juga berpotensi meningkatkan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran. Riyadh menyalahkan Teheran atas lonjakan kasus coronavirus jenis baru, mengutuk negara itu karena mengizinkan warganya masuk tanpa menstempel paspor mereka.

Arab Saudi sendiri sudah memberlakukan larangan perjalanan ke Iran, yang mencatat 194 kematian dan 6.566 kasus infeksi coronavirus jenis baru.

Al Arabiya melaporkan bahwa Saudi Games, yang disebut sebagai acara olahraga terbesar di negara itu, yang semula dijadwalkan dimulai pada 23 Maret telah ditunda.

Hingga berita ini diturunkan, Arab Saudi masih menangguhkan aktivitas umrah, meningkatkan kekhawatiran atas ketidakpastian ibadah haji yang dijadwalkan pada akhir Juli. (Reuters dan The Guardian)