sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Cegah protes, penangkapan kembali dilakukan di Kashmir

Penangkapan teranyar itu disebut sebagai upaya untuk meredam protes atas keputusan pencabutan status khusus atas Kashmir.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 20 Agst 2019 19:02 WIB
Cegah protes, penangkapan kembali dilakukan di Kashmir

Pasukan keamanan India menahan 30 orang di Kota Srinagar di Kashmir, India. Demikian diungkapkan oleh para pejabat setempat pada Selasa (20/8).

Penangkapan teranyar itu disebut sebagai upaya untuk meredam protes atas keputusan New Delhi melucuti status khusus atas Kashmir.

Sekumpulan orang kerap melancarkan aksi protes di Kota Srinagar di tengah pemblokiran layanan telepon dan internet, larangan pertemuan publik dan penahanan ratusan pemimpin politik dan anggota kelompok separatis yang telah lama mengampanyekan pemisahan diri dari India.

Sejumlah pemuda dilaporkan melempari batu ke polisi paramiliter yang ditempatkan di Srinagar, dan menurut seorang petugas polisi, penahanan terakhir terjadi di beberapa bagian kota tempat di mana insiden-insiden semacam itu terjadi.

"Penangkapan ini telah dilakukan di daerah-daerah di mana terjadi pelemparan batu yang meningkat dalam beberapa hari terakhir," sebut petugas itu.

Seorang pejabat pemerintah setempat mengonfirmasi penahanan terbaru.

Pencabutan status khusus atas Kashmir berarti warga di seluruh Negeri Hindustan dapat membeli properti dan berdiam di sana. Dan itu dipandang akan mengubah demografi wilayah itu sebagai satu-satunya provinsi mayoritas muslim di Negeri Hindustan.

Langkah mengejutkan yang diambil PM Narendra Modi tidak hanya memicu ketegangan di Kashmir sendiri, melainkan juga dengan Pakistan. Negara tetangga yang sama-sama mengklaim kepemilikan penuh atas Kashmir.

Sponsored

Pakistan dan India saat ini hanya menguasai sebagian wilayah Kashmir. Islamabad menuding India melakukan pelanggaran HAM di Kashmir, jantung konflik keduanya selama lebih dari 70 tahun.

Pihak berwenang di Kashmir, India, pada Senin mengatakan bahwa protes-protes yang terjadi bersifat lokal dan kecil dan melibatkan tidak lebih dari satu lusin orang. Namun, sekolah-sekolah dasar tetap sepi pada Selasa karena para orangtua khawatir dengan keselamatan anak-anak mereka.

Pihak berwenang memerintahkan pembukaan kembali sekolah-sekolah pada Senin (19/8) setelah penutupan yang terjadi kurang lebih dua pekan. Adapun pejabat tinggi Kota Srinagar, Shahid Choudhary, meminta sekolah-sekolah untuk memastikan dimulainya kembali layanan bus.

Seorang sopir bus mengatakan sulit untuk mengoperasikan bus dalam situasi yang bergejolak seperti itu. "Ini sangat berisiko bagi kami dan para siswa."

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid