sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

China: AS harus cabut sanksi atau siap tanggung konsekuensi

AS menjatuhkan sanksi terhadap China karena Negeri Panda itu membeli jet tempur dan rudal dari Rusia.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 21 Sep 2018 18:02 WIB
China: AS harus cabut sanksi atau siap tanggung konsekuensi

China memprotes keputusan Amerika Serikat yang disebutnya tidak masuk akal karena menjatuhkan sanksi pada unit militernya karena membeli sejumlah jet tempur dan rudal dari Rusia.

"China menyatakan kemarahannya terhadap langkah AS yang tidak masuk akal, dan telah membuat pernyataan resmi terkait hal tersebut," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang pada Jumat (21/9).

Lebih lanjut, Geng menyampaikan, "AS secara serius telah melanggar norma-norma dasar hubungan internasional dan menganggu hubungan China dan AS. Kami menyerukan kepada AS untuk memperbaiki kesalahan dan membatalkan sanksi. Jika tidak, AS harus menanggung konsekuensinya."

Tiongkok diketahui membeli 10 jet tempur Sukhoi Su-35 dan rudal S-400. Dan terkait hal itu, AS memasukkan Departemen Pengembangan Peralatan (EDD) dan pimpinannya Li Shangfu dalam Daftar Hitam.

Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, sanksi terhadap China tersebut didasarkan pada The Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (Caatsa) yang disahkan pada 2017. 

UU tersebut memberikan pemerintahan AS jalan untuk menargetkan Rusia, Iran, dan Korea Utara dengan sanksi ekonomi dan politik sehingga pihak-pihak yang terlibat transaksi signifikan dengan mereka akan dikenakan sanksi.

Di bawah sanksi, izin ekspor EDD akan ditolak, dilarang membuat transaksi valuta asing dalam yurisdiksi AS, dan dilarang menggunakan sistem keuangan AS. Setiap properti dan kepentingan EDD dalam kendali AS akan diblokir. Pembatasan serupa berlaku untuk Li.

Kendati dijatuhi sanksi oleh AS, Geng menegaskan bahwa China akan melanjutkan kerja sama pertahanan dan pengembangan hubungan strategis dengan Rusia.

Sponsored

"Kerja sama antara China dan Rusia bertujuan untuk membantu kedua negara melindungi kepentingan sah mereka dan menjaga perdamaian dan stabilitas regional. Itu tidak melanggar hukum internasional atau menargetkan pihak ketiga mana pun," imbuhnya. (South China Morning Post)

Berita Lainnya
×
tekid