sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

China desak AS longgarkan sanksi atas Korea Utara

Saat ini, AS dan Korea Utara telah sepakat untuk melanjutkan pembicaraan tingkat kerja mengenai denuklirisasi.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 03 Jul 2019 11:52 WIB
China desak AS longgarkan sanksi atas Korea Utara

Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan bahwa pada KTT G20 di Jepang, Presiden Xi Jinping mendesak Presiden AS Donald Trump untuk bersikap lebih fleksibel dan meringankan sanksi terhadap Korea utara 

"Presiden Xi mendorong AS untuk lebih fleksibel dan berupaya untuk berkompromi dengan Korea Utara, termasuk dengan meringankan sanksi terhadap Pyongyang serta menemukan solusi melalui dialog," tutur Menlu Wang di Beijing pada Selasa (2/7).

Pernyataan China datang hanya beberapa hari setelah pertemuan Trump dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Tatap muka keduanya terjadi pada Minggu (30/6) di Panmunjom, zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan. 

Usai tatap muka dengan Kim Jong-un, Trump menyatakan mereka sepakat untuk melanjutkan pembicaraan tingkat kerja terkait denuklirisasi.

Wang menyatakan China menyambut baik hasil dari pertemuan antara Trump dan Kim Jong-un, menggambarkan situasi itu sebagai kesempatan langka untuk mencapai perdamaian.

Dia menepis spekulasi yang menganggap pertemuan mendadak itu telah merusak pengaruh Beijing atas Pyongyang.

"Kami berharap inisiatif politik dari pemimpin Korea Utara maupun AS dapat diterjemahkan ke dalam dialog dan negosiasi sesegera mungkin," kata dia.

Sebelumnya, dalam kunjungan kenegaraan pertama ke Korea Utara, Xi menyatakan dukungannya bagi negara itu. 

Sponsored

Cheong Seong-chang, direktur program studi strategi unifikasi di lembaga think tank Sejong Institute, mengatakan bahwa tingkat kepercayaan Kim Jong-un atas keamanan Korea Utara telah meningkat setelah kunjungan Xi.

"Xi menjanjikan kerja sama ekonomi dan jaminan keamanan kepada Korea Utara jika mereka melanjutkan negosiasi denuklirisasi," kata Cheong Seong-chang.

Menurutnya, janji Xi itu meningkatkan kepercayaan Kim Jong-un terhadap kelangsungan rezimnya.

Meskipun China tidak turut hadir dalam pertemuan bersejarah antara Trump dan Kim Jong-un di Korea Utara, sejumlah analis menilai bahwa hal itu dapat terjadi berkat pengaruh Beijing.

Koh Yu-hwan, profesor Studi Korea Utara di Dongguk University, mengatakan keterlibatan China dalam proses denuklirisasi berkontribusi secara konstruktif.

"Xi membulatkan tekad Kim Jong-un terkait denuklirisasi dan menyampaikan pesan itu kepada Trump di Osaka ... Dapat dikatakan bahwa Xi berkontribusi atas pertemuan Trump dan Kim Jong-un di Panmunjom," kata Koh Yu-hwan. 

Seruan Wang agar AS melonggarkan sanksi sejalan dengan pandangan Korea Utara terkait denuklirisasi. Pyongyang menilai upaya denuklirisasi harus berjalan secara bertahap dan sinkron.

Dalam kunjungan Kim Jong-un ke China pada 2018, dia menyatakan harapan agar pihak-pihak terkait bersama-sama mengambil langkah untuk mencapai denuklirisasi dan perdamaian abadi di Semenanjung Korea.

Sanksi AS terhadap Korea Utara juga merugikan wilayah timur laut China. Pasalnya ekonomi di wilayah itu merasakan dampak dari larangan keras terhadap tenaga kerja dan impor makanan laut asal Korea Utara.

Dalam pertemuan dengan Kim Jong-un, Xi menegaskan China bertekad untuk mendukung langkah strategis Korea Utara dan berjanji akan bekerja dengan Pyongyang demi mencapai resolusi politik terkait persoalan nuklir. (South China Morning Post)

Berita Lainnya
×
tekid