sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

China ingin pujian atas legalisasi pernikahan sesama jenis, Taiwan berang

Parlemen Taiwan menyetujui RUU yang melegalkan pernikahan sesama jenis pada Jumat (17/5).

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 21 Mei 2019 13:17 WIB
China ingin pujian atas legalisasi pernikahan sesama jenis, Taiwan berang

Taiwan mengecam media pemerintah China karena berusaha mengambil pujian atas keputusan bersejarah pulau itu melegalkan pernikahan sesama jenis. Pada Jumat (17/5), Parlemen Taiwan menyetujui RUU yang melegalkan pernikahan sesama jenis, menjadikan pulau itu yang pertama di Asia untuk melakukannya.

Para aktivis LGBTQ gembira mendengar berita itu, tetapi pujian yang paling tidak disangka justru datang dari media milik Partai Komunis China. "Anggota parlemen lokal di Taiwan, China, telah melegalkan pernikahan sesama jenis menjadikannya yang pertama untuk Asia," tulis surat kabar People's Daily dalam sebuah twit pada Jumat.

Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu langsung menanggapi dengan membantah klaim itu. "Salah! RUU itu disahkan oleh parlemen nasional kita dan akan segera ditandatangani oleh presiden. Taiwan adalah negara tersendiri dan tidak memiliki hubungan dengan otoriter China," tegas Joseph.

Selama tujuh dekade, Taiwan dan China mempertahankan gencatan senjata setelah perpecahan mereka pada akhir perang saudara 1949. Unifikasi adalah tujuan jangka panjang bagi Partai Komunis yang berkuasa di China, yang menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak.

Pada 2017, pengadilan konstitusi pulau itu memutuskan bahwa pasangan sesama jenis memiliki hak untuk menikah secara sah. Setelahnya, parlemen diberi tenggat dua tahun untuk mengubah atau menyesuaikan hukum terkait pernikahan sesama jenis.

Meskipun opini publik terpecah, legislator Taiwan menyetujui RUU hanya seminggu sebelum tenggat yang ditetapkan. RUU tersebut akan mulai berlaku pada Jumat (24/5).

Banyak pihak menilai, Beijing mengambil kesempatan itu untuk kembali menegaskan kedaulatan China atas Taiwan dan menggambarkan China sebagai negeri yang ramah terhadap komunitas LGBTQ.

Sponsored

Berita legalisasi pernikahan sesama jenis di Taiwan menjadi topik yang ramai diperbincangkan di media sosial China, Weibo. Kabar itu menuai komentar yang sebagian besar positif dari para pengguna Weibo.

Pada Sabtu (18/5), tabloid milik pemerintah, Global Times, langsung mengunggah video yang menyoroti kehidupan sosial komunitas LGBTQ di Beijing. Klip tiga menit itu menampilkan wawancara dengan para advokat dan orang asing yang memuji budaya inklusif China.

Homoseksualitas bukanlah sesuatu yang ilegal di China dan pada 2001, pihak berwenang resmi menghapusnya dari daftar resmi gangguan mental. Namun, para aktivis dan pakar sepakat bahwa prasangka dan diskriminasi tetap ada, serta pemerintah kerap menindak keras pelaku homoseksual.

Sejak berkuasa pada akhir 2012, Presiden China Xi Jinping semakin menekankan kontrol absolut Partai Komunis atas semua aspek masyarakat, menyempitkan ruang untuk visibilitas dan advokasi komunitas LGBTQ.

Pada Maret, hampir semua adegan bernuansa LGBTQ dihapus dari film "Bohemian Rhapsody" ketika tayang di China. Film tersebut mengisahkan hidup vokalis band Queen, Freddie Mercury, yang merupakan seorang homoseksual. Kemudian pada November 2018, penulis fiksi erotis bertema homoseksualitas dijatuhkan hukuman penjara 10 tahun.

Beberapa aktivis China berharap legalisasi pernikahan sesama jenis di Taiwan dapat berdampak positif bagi Beijing.

"Ini memberi kami banyak harapan," ujar Xiaogang Wei, aktivis hak LGBTQ yang memimpin Beijing Gender Health Education Institute. "Pemerintah China telah menjadikan tradisi budaya sebagai alasan pernikahan sesama jenis tidak cocok di China. Namun, keputusan di Taiwan, yang memiliki tradisi budaya yang sama dengan kami, membuktikan bahwa budaya Tiongkok bisa terbuka, beragam, dan progresif."

Sumber : CNN

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid