sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

China rilis peringatan perjalanan ke Turki

Peringatan perjalanan ini dirilis menyusul memanasnya hubungan kedua negara yang dipicu oleh pernyataan Turki terkait isu muslim Uighur.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 13 Feb 2019 19:42 WIB
China rilis peringatan perjalanan ke Turki

Kedutaan Besar China di Ankara meminta warganya di Turki waspada. Peringatan ini muncul menyusul memanasnya hubungan kedua negara yang dipicu oleh pernyataan Turki terkait perlakuan China terhadap muslim Uighur.

Pada Minggu (10/2), Turki mengecam perlakuan pemerintah China terhadap etnis Uighur, menyatakannya sebagai tindakan yang menghina umat manusia. Turki mengklaim ratusan ribu tahanan menjadi sasaran penyiksaan dan cuci otak politik di kamp-kamp interniran di Xinjiang.

Beijing menilai bahwa kritik itu buruk dan Turki harus terlebih dahulu memiliki pemahaman yang tepat atas upaya hukum yang dilakukan China untuk memerangi terorisme dan ekstremisme di dalam perbatasannya secara efektif.

China telah mengeluarkan peringatan serupa ke warganya yang menetap maupun yang ingin bepergian ke Kanada dan Swedia. Peringatan tersebut dilayangkan setelah hubungan Beijing dengan kedua negara itu memburuk.

Analis menggambarkan langkah itu sebagai ungkapan ketidaksenangan China.

China dan Kanada bersitegang sejak penangkapan Direktur Keuangan Global Huawei Meng Wanzhou pada 1 Desember 2018. 

Meng Wanzhou ditangkap di Vancouver saat berganti pesawat. Dia ditahan atas permintaan Amerika Serikat.

Perempuan berusia 47 tahun itu kini telah keluar dari penjara Vancouver setelah membayar jaminan dan menanti nasibnya atas permintaan ekstradisi oleh Amerika Serikat.

Sponsored

Pada Januari, dengan latar belakang situasi penahanan Meng Wanzhou, China mengeluarkan peringatan perjalanan ke Kanada, hanya beberapa jam setelah Ottawa memberikan peringatan serupa ke Beijing.

Sebuah pemberitahuan oleh Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa warganya yang berada Kanada harus waspada terhadap risiko ditahan secara sewenang-wenang atas permintaan negara pihak ketiga.

Mereka meminta agar warga China yang berada di sana berhati-hati ketika membuat rencana bepergian.

"Pernyataan yang dibuat oleh Kedutaan China adalah tindakan balasan terhadap pemerintah Turki," tutur Li Mingjiang, profesor di S Rajaratnam School of International Studies di Singapura.

"Itu adalah pesan yang memberi tahu pemerintah Turki bahwa mereka tidak boleh mencampuri urusan domestik China, kalau tidak, hubungan ekonomi dan pariwisata dapat terpengaruh," imbuhnya.

Para analis menuturkan meski ada potensi risiko bagi warga China di Turki, tetapi situasinya tidak genting.

"Warga China yang melakukan transit penerbangan di Istanbul tidak perlu khawatir," jelas Shi Yinhong, profesor hubungan internasional di Renmin University di Beijing. "Namun, mungkin peningkatan risiko bagi wisatawan Tiongkok dapat berasal dari kelompok-kelompok muslim di Turki seperti Partai Islam Turkistan."

Sebelumnya pada Desember 2018, China menerbitkan peringatan perjalanan yang memberi tahu warganya atas risiko mengunjungi Swedia.

Kedua negara telah lama berselisih tentang hak asasi manusia. Tetapi pada awal September 2018, sekelompok turis China mengklaim telah dianiaya oleh polisi Swedia, insiden tersebut menimbulkan reaksi keras pemerintah Beijing.

Mereka juga saling tarik urat atas penahanan Gui Minhai di Beijing, seorang warga negara Swedia kelahiran China yang menerbitkan buku-buku yang kritis atas rezim Tiongkok. (South China Morning Post)

Berita Lainnya
×
tekid