sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Coronavirus: AS desak Iran bebaskan warganya

Penyebaran coronavirus jenis baru dilaporkan telah menjangkau penjara-penjara di Iran.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 11 Mar 2020 10:08 WIB
Coronavirus: AS desak Iran bebaskan warganya

Amerika Serikat pada Selasa (10/3) menyerukan agar Iran membebaskan warganya yang ditahan. Seruan ini muncul di tengah laporan bahwa coronavirus jenis baru atau Covid-19 menyebar di penjara-penjara di Iran.

"AS akan menganggap rezim Iran bertanggung jawab langsung atas kematian setiap warga AS. Respons kami akan sangat tegas," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

"Laporan bahwa Covid-19 telah menyebar ke penjara-penjara di Iran sangat meresahkan dan menuntut pembebasan seluruh warga AS secara penuh dan segera. Penahanan mereka yang terjadi di tengah kondisi yang semakin memburuk menentang kepatutan dasar manusia."

Pompeo tidak menyebut berapa persisnya warga AS yang ditahan di Negeri Para Mullah.

Merespons langkah Iran yang mengumumkan pembebasan sementara 70.000 tahanan terkait coronavirus jenis baru, pelapor PBB Javaid Rehman menerangkan bahwa hanya mereka yang menjalani hukuman kurang dari lima tahun yang dibebaskan. Sementara itu, tahanan politik dan lainnya dengan hukuman yang lebih berat terkait dengan keikutsertaan mereka dalam protes tetap dibui.

"Sejumlah warga negara ganda dan asing berada dalam risiko nyata coronavirus," jelas Rehman di Jenewa. "Ini menjadi kekhawatiran saya, dan untuk itu saya menyarankan agar Iran membebaskan sementara seluruh tahanan."

Seorang juru bicara kemudian mengklarifikasi bahwa pernyataan Rehma merujuk pada tahanan politik dan tahanan hati nurani (prisoner of conscience).

Rehman lebih lanjut menerangkan bahwa sebelum pengumuman pembebasan sementara para tahanan, Iran mengatakan mereka memiliki 189.500 tahanan. Mereka diyakini termasuk ratusan yang ditangkap selama atau setelah protes antipemerintah pada November.

Sponsored

"Saya sangat prihatin bahwa ratusan, jika bukan ribuan, pengunjuk rasa pada November yang ditahan saat ini mengalami kesulitan dalam fasilitas yang penuh sesak," kata Rehman seraya menambahkan bahwa para tahanan juga harus menjalani tes komprehensif coronavirus jenis baru.

Dalam sebuah laporan pada Februari, Rehman menggambarkan bagaimana kondisi yang penuh sesak dan tidak higienis menyebabkan penyebaran penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis C. Mengutip pengakuan para narapidana, dia mengatakan, para tahanan bahkan harus menyediakan sabun sendiri.

Menurut Rehman, upaya Iran untuk menahan laju penyebaran coronavirus jenis baru tidak memadai.

"Perkiraan saya, negara (Iran) telah melakukan terlalu sedikit (langkah) dan terlalu lambat," tutur dia.

"Di seluruh negeri kami mendengar, dan mendapat informasi bahwa hanya sedikit tindakan yang diambil pada awalnya dan sampai sekarang masih tindakan yang tidak memadai."

Iran merupakan salah satu negara yang mencatat kasus tertinggi coronavirus jenis baru di luar China, tempat asal wabah.

Hingga berita ini diturunkan, Iran mencatat 291 kematian, dengan 8.042 orang terinfeksi virus tersebut.

Pada Desember, Iran mengatakan siap untuk bertukar tahanan lebih banyak dengan AS setelah pertukaran tahanan yang melibatkan ilmuwan Iran Massoud Soleimani dan warga AS Xiyue Wang sukses.

Ketegangan antara Teheran dan Washington kembali meningkat dengan tajam sejak 2018, ketika Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 secara sepihak. Setelah itu, Trump juga menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. (Al Arabiya dan Al Jazeera)

Berita Lainnya
×
tekid