sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Coronavirus: WHO desak peningkatan produksi peralatan medis

Korea Selatan, Italia, Iran, dan Jepang merupakan empat negara yang mengalami lonjakan kasus coronavirus jenis baru.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 04 Mar 2020 10:02 WIB
Coronavirus: WHO desak peningkatan produksi peralatan medis

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (3/2) memperingatkan kekurangan dan tingginya harga peralatan pelindung untuk memerangi coronavirus jenis baru atau Covid-19 yang menyebar dengan cepat. WHO mendesak perusahaan dan pemerintah terkait untuk meningkatkan produksi sebesar 40%.

"Persediaan cepat habis. WHO memperkirakan bahwa setiap bulannya dibutuhkan 89 juta masker medis, 76 juta sarung tangan medis, dan 1,6 juta goggle untuk merespons Covid-19," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.

Di Capitol Hill, asisten sekretaris untuk Kesiapan dan Respons (ASPR) yang berada di bawah Kementerian Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat Robert Kadlec menerangkan bahwa AS memiliki sekitar 35 juta masker N95. Menurutnya, itu sekitar 10% dari 3,5 miliar yang diperkirakan akan dibutuhkan AS jika Covid-19 meningkat statusnya jadi pandemi.

Para pejabat kesehatan dunia telah menyatakan bahwa masker N95 efektif dalam melindungi pekerja layanan kesehatan dari infeksi coronavirus jenis baru, mendorong permintaan global agar pasokannya melonjak.

WHO menyatakan bahwa sejak muncul wabah coronavirus jenis baru, harga masker bedah meningkat enam kali lipat, N95 tiga kali lipat, dan pakaian pelindung dua kali lipat.

Menurut South China Morning Post, tingginya permintaan masker di China telah membuat stoknya menipis, sementara dokter dan perawat dihadapkan pada kekurangan atas keduanya.

Sementara itu, The Fed pada Selasa memangkas suku bunga sebagai langkah darurat untuk mencegah resesi global dan Bank Dunia mengumumkan dana sebesar US$12 miliar untuk membantu negara-negara memerangi coronavirus jenis baru. Covid-19 telah menghantam industri penerbangan, pariwisata, dan sejumlah industri lainnya, mengancam prospek pertumbuhan ekonomi global.

Meski ada pemangkasan darurat suku bunga, saham-saham Wall Street dilaporkan turun tajam pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu (4/3) waktu Indonesia, dengan Dow ditutup turun lebih dari 780 poin. Analis dan investor bertanya-tanya apakah penurunan suku bunga cukup untuk dilakukan jika penyebaran coronavirus jenis baru terus berlanjut.

Sponsored

Coronavirus jenis baru telah melonjak tajam di luar China, dengan Korea Selatan, Italia, Iran, dan Jepang menjadi perhatian utama. 

Negeri Ginseng hingga berita ini diturunkan mencatat 5.328 kasus infeksi, dengan 32 kematian. Italia melaporkan 2.502 kasus infeksi, dengan 79 kematian.

Ada pun Iran mencatat 2.336 kasus infeksi, dengan 77 kematian. Dan Jepang melaporkan 999 kasus infeksi, dengan 12 kematian. 

Secara global, coronavirus jenis baru telah menjangkau lebih dari 76 negara di luar China. Lebih dari 93.000 orang terinfeksi dan lebih dari 3.000 orang dilaporkan meninggal. (Reuters dan CNBC)

Berita Lainnya
×
tekid