sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Covid-19 "menggila", Israel kembali lockdown

Dilaporkan terdapat 200.000 lebih kasus terkonfirmasi Covid-19 di Israel sejak awal pandemi.

Angelin Putri Syah
Angelin Putri Syah Kamis, 24 Sep 2020 16:31 WIB
Covid-19 lockdown">

Israel kembali memutuskan karantina wilayah (lockdown) pada Kamis (24/9) karena kasus coronavirus baru (Covid-19) terus meningkat. Semua bisnis yang tidak penting, termasuk pasar terbuka, ditutup saat kebijakan diterapkan.

Ibadah dan demonstrasi politik juga akan dibatasi pada ruang terbuka dan tidak lebih dari 20 orang. Peserta juga dilarang melakukan perjalanan lebih dari 1 kilometer (km) dari rumah.

Lockdown rencananya mulai berlaku Jumat (25/9) sore waktu setempat karena negara itu tutup untuk Sabat mingguan sebelum Yom Kippur, hari raya Yahudi, pada hari Minggu dan Senin mendatang. Israel setiap tahun tutup selama 24 jam untuk menghormati hari suci tersebut.

Pembatasan bakal berlangsung selama dua minggu, tetapi sinagoge diizinkan dibuka dengan syarat tertentu untuk ibadah Yom Kippur. Sedangkan masyarakat yang hendak melakukan aksi diharuskan mendapat persetujuan parlemen Israel (Knesset).

Namun, pembatasan doa dan protes memicu reaksi balik. Demonstrasi anti-lockdown berencana mengadakan aksi di depan Knesset, beberapa waktu mendatang.

Komunitas ultra-Ortodoks, yang berpengaruh secara politik di Israel, menolak pembatasan doa umum selama hari raya berlangsung. Sedangkan oposisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuding pemerintah menggunakan karantina wilayah untuk mengakhiri demonstrasi mingguan menentang penanganan krisis yang dilakukannya.

Israel kini melaporkan hampir 7.000 kasus harian baru, menjadikan wabah di negara berpenduduk 9 juta orang itu termasuk yang terburuk di dunia berdasarkan per kapita. Padahal, sempat dipuji karena cepat bergerak dengan menutup perbatasan dan sebagian besar bisnis.

Pada Mei, tingkat harian kasus baru turun menjadi dua digit. Namun, Israel dianggap terlalu cepat mengizinkan kembali sektor ekonomi beroperasi karena menyebabkan gelombang infeksi baru selama musim panas.

Sponsored

Sementara itu, banyak bisnis yang belum pulih imbas karantina wilayah sebelumnya. Pembatasan kedua diperkirakan berdampak besar terhadap ekonomi meskipun diberlakukan selama liburan, ketika banyak bisnis umumnya mengurangi jam kerja.

Israel melaporkan total lebih dari 200.000 kasus sejak pandemi dimulai, termasuk 1.335 kematian. Adapun jumlah kasus aktifnya mencapai 50.000 lebih. (AP)

Berita Lainnya
×
tekid