sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Covid-19 "menggila", Tokyo tingkatkan level waspada tertinggi

Lebih dari 2.000 kasus tercatat di Jepang, Rabu (18/11). Nyaris 500 di antaranya terdeteksi di ibu kota.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 19 Nov 2020 19:36 WIB
Covid-19

Ibu kota Jepang, Tokyo, menetapkan tingkat peringatan Covid-19 tertinggi pada Kamis (19/11) waktu setempat setelah terjadinya lonjakan lebih dari 500 kasus dalam sehari terakhir.

Pada Rabu (18/11), Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, mengatakan, pemerintah metropolitan akan mengambil langkah-langkah untuk memerangi Covid-19.

Perdana Menteri, Yoshihide Suga, menuturkan, Jepang berada dalam tingkat "kewaspadaan maksimum" setelah mencatat rekor infeksi Covid-19 harian meskipun tidak ada pembatasan sosial yang segera diterapkan.

Namun, pemerintah tidak akan segera mengumumkan keadaan darurat kesehatan dan bakal terus memantau tingkat infeksi serta kapasitas rumah sakit untuk mengatasi situasi tersebut.

"Kami akan menanggapi dengan tepat berdasarkan kondisi yang ada sekarang," kata Sekretaris Kabinet, Katsunobu Kato, dalam jumpa pers reguler, Kamis waktu setempat.

Lebih dari 2.000 kasus tercatat di seluruh negeri pada Rabu. Nyaris 500 di antaranya terdeteksi di Tokyo.

Meskipun jumlah itu kecil dibandingkan dengan di sejumlah negara lain, angkanya menunjukkan peningkatan tajam dalam kasus di Jepang.

"Kami sekarang dalam situasi siaga maksimum," kata PM Suga kepada wartawan. "Saya meminta Anda, masyarakat Jepang, untuk menerapkan prinsip pencegahan sepenuhnya seperti memakai topeng."

Sponsored

Media lokal, NHK, mengatakan, Suga meminta penasihat ahli untuk bertemu pada Kamis dan sehari berselang, guna memeriksa peningkatan jumlah infeksi sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.

Sejumlah pemberitaan dari media lokal lainnya menjelaskan, ibu kota takkan meminta penutupan bisnis lebih awal untuk saat ini.

Untuk kesiapan medis, Tokyo tetap waspada di level tertinggi kedua, menunjukkan kebutuhan meningkatkan kapasitas rumah sakit tetapi satu tingkat di bawah level kritis.

Sejauh ini, Jepang telah mengambil pendekatan yang relatif santai terhadap pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran Covid-19, bahkan dengan keadaan darurat nasional pada musim semi tidak mewajibkan bisnis tutup atau orang tinggal di rumah. (Channel News Asia)

Berita Lainnya
×
tekid