sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dalam dua hari, 30.000 warga Nigeria melarikan diri dari Boko Haram

Menyusul meningkatnya serangan Boko Haram, 30.000 orang keluar dari timur laut Nigeria ke perbatasan Kamerun selama akhir pekan.

Khairisa Ferida Valerie Dante
Khairisa Ferida | Valerie Dante Rabu, 30 Jan 2019 16:10 WIB
Dalam dua hari, 30.000 warga Nigeria melarikan diri dari Boko Haram

Meningkatnya serangan oleh kelompok Boko Haram telah memaksa 30.000 orang keluar dari timur laut Nigeria ke perbatasan Kamerun selama akhir pekan. Itu diungkapkan oleh badan Pengungsi PBB pada Selasa (29/1).

Ribuan orang juga melarikan diri ke negara tetangga, Kamerun dan Chad dalam beberapa pekan terakhir.

"Peperangan telah melelahkan operasi kemanusiaan dan memaksa pekerja bantuan untuk menarik diri dari beberapa lokasi, dan menghancurkan mata pencaharian serta infrastruktur yang meluas," kata juru bicara UNHCR Babar Baloch dalam konferensi pers di Jenewa.

Meningkatnya kekerasan baru-baru ini juga telah mendorong lebih dari 80.000 warga sipil untuk mencari perlindungan di kamp-kamp yang sudah padat atau di kota-kota di Negara Bagian Borno, di mana mereka bertahan dalam kondisi hidup yang sulit.

"Lebih dari 250.000 orang dari timur laut Nigeria terlantar, dan melonjaknya serangan gerilyawan yang menargetkan warga sipil telah memaksa ribuan lainnya melarikan diri," sebut PBB.

Dua pekerja bantuan yang disandera oleh Boko Haram dieksekusi tahun lalu setelah mereka diculik di sebuah rumah sakit di sebuah kamp pengungsi di Rann.

Badan PBB itu mengatakan akan membutuhkan dana sebesar US$848 juta untuk menyediakan makanan dan bantuan bagi mereka yang terkena dampak krisis di Nigeria.

Mereka juga meluncurkan permintaan tambahan sebesar US$ 135 juta untuk membantu mereka yang terlantar akibat pemberontakan di Danau Chad, yang juga menjadi korban serangan terbesar.

Sponsored

Pemberontak Boko Haram telah mengobarkan perang selama lebih dari satu dekade terakhir, membakar desa, masjid, dan gereja di Nigeria utara.

Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok itu kerap melancarkan serangan hebat ke pangkalan militer, di mana sejumlah besar tentara menjadi korban. Namun, militer kerap menyangkal laporan ini.

Pada November 2018, militer terpaksa mengakui bahwa 44 tentara tewas dalam serangan ke pangkalan di desa Metele, Borno.

Setidaknya 15 orang tewas dalam serentetan serangan terhadap empat desa di Maiduguri di Negara Bagian Borno pada bulan yang sama.

Gerilyawan juga dilaporkan mengklaim kembali Baga, sebuah desa di pinggiran Maiduguri. Ratusan penduduk, termasuk kepala desa, telah meninggalkan rumah mereka. 

Sumber : CNN

Berita Lainnya
×
tekid