sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Darurat malnutrisi anak di Yaman

Perang selama tiga setengah tahun di Yaman telah mendorong negara termiskin di Timur Tengah itu ke ambang kelaparan. 

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 06 Nov 2018 12:11 WIB
Darurat malnutrisi anak di Yaman

Banyak anak-anak di Yaman meninggal akibat malnutrisi. Direktur UNICEF Timur Tengah Geert Cappelaere mengatakan, perang selama tiga setengah tahun telah mendorong negara termiskin di Timur Tengah itu ke ambang kelaparan. 

PBB mencatat ada 1,8 juta anak mengalami malnutrisi di Yaman dan lebih dari 400 ribu sekarat. Hasilnya, tubuh mereka menjadi kurus seperti tengkorak akibat kekurangan massa otot.

"Kami memiliki bukti bahwa hari ini di Yaman setiap 10 menit seorang anak di bawah usia 5 tahun sekarat akibat penyakit yang dapat dicegah dan malnutrisi parah," jelas Cappelaere.

Tidak hanya malnutrisi, lanjut Cappelaere, penyakit-penyakit yang dapat dicegah melalui vaksinasi juga mengancam hidup anak-anak di Yaman. Hingga hari ini, tidak lebih dari 40% anak di Yaman telah divaksinasi.

Campak, kolera, dan difteri merupakan penyakit berbahaya dan dapat membunuh anak-anak terutama mereka yang berusia di bawah lima tahun dan diperparah dengan kondisi malnutrisi.

PBB mengatakan, sekitar 14 juta orang atau setengah dari populasi Yaman sebentar lagi akan mendekati kondisi kelaparan.

"Kita mungkin belum berada dalam level kelaparan, tapi seharusnya kita tidak harus menunggu sampai ada deklarasi kelaparan untuk bertindak dan menekan pihak-pihak berkonflik untuk menghentikan perang tidak berguna ini," lanjut Cappelaere.

Menurutnya, perang ini menjadi penghalang untuk memberi bantuan bagi anak-anak yang membutuhkan. Pasalnya, sebanyak tujuh truk yang mengangkut peralatan medis dan obat-obatan dihadang di pelabuhan Hodeidah selama dua minggu sembari menunggu izin setelah dibongkar isinya.

Sponsored

Seorang jubir UNICEF mengatakan ketujuh truk tersebut baru diperbolehkan untuk lewat oleh kelompok pemberontak Houthi pada Jumat lalu. 

Cappelaere mengekspresikan kesedihannya saat dia sedang berada di rumah sakit al-Thwara, Hodeidah, yang mana semua dokter hingga staf medis memohon padanya untuk meminta persediaan medis dan obat-obatan tambahan. Beberapa anak dengan kondisi malnutrisi parah berada di bangsal rumah sakit, tambahnya.

Melihat kondisi anak-anak di Hodeidah yang sengsara, dia mendesak agar perang ini dihentikan sehingga akses kesehatan tidak lagi sukar didapatkan.

Hodeidah awalnya merupakan garis hidup untuk makanan dan barang-barang kebutuhan lainnya. Namun menurut keterangan Cappelaere, kini tidak ada aktivitas di pelabuhan di sana.

"Hanya ada satu kapal yang berlabuh. Sekarang tempat itu lebih menyerupai kuburan dibanding pelabuhan," ungkapnya.

Utusan PBB Martin Griffiths berencana untuk mengadakan pembicaraan damai bulan ini untuk mengejar gencatan senjata. (Reuters)

Berita Lainnya
×
tekid