sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Demo berlarut, pemerintah Irak berlakukan jam malam

Pergerakan kendaraan dan pejalan kaki dilarang antara pukul 00.00-06.00 hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 29 Okt 2019 14:09 WIB
Demo berlarut, pemerintah Irak berlakukan jam malam

Pada Senin (28/10) malam, pihak berwenang Irak memberlakukan jam malam di Ibu Kota Baghdad. Itu merupakan hari keempat protes baru antipemerintah.

Pergerakan kendaraan dan pejalan kaki dilarang antara pukul 00.00-06.00 hingga ada pemberitahuan lebih lanjut. Pengumuman ini keluar setelah lima pengunjuk rasa dilaporkan tewas di Baghdad dalam bentrok pada Senin.

Sumber-sumber keamanan dan medis mengatakan, kematian itu diakibatkan oleh pasukan keamanan yang menembakkan gas air mata tepat di kepala para pemrotes.

Ribuan demonstran, termasuk sejumlah siswa, menentang jam malam tersebut. Mereka bersumpah akan melanjutkan aksi protes.

"Kami akan bertahan di sini ... Bahkan jika ada seribu martir," kata seorang pengunjuk rasa.

Lebih dari 220 telah tewas di seluruh negeri sejak protes pecah pada 1 Oktober. Unjuk rasa dipicu oleh masyarakat yang menuntut pembukaan lapangan kerja, menentang korupsi dan meminta layanan publik yang lebih baik.

Dari jumlah korban tewas, setidaknya 74 orang terbunuh dan 3.500 lainnya terluka selama akhir pekan saat protes berlanjut di Baghdad dan kota lainnya setelah jeda selama dua pekan.

Penyelenggara demonstrasi menyebut, jeda tersebut diadakan untuk memberikan pemerintah waktu menganggapi tuntutan mereka.

Sponsored

Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi telah berjanji melakukan reformasi. Namun, para demonstran tetap bertekad menggulingkan pemerintahannya.

Pada Senin, pengunjuk rasa membanjiri Tahrir Square di Baghdad. Pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk mencegah upaya mereka menyeberangi jembatan menuju Zona Hijau, area yang menampung kantor-kantor pemerintah dan kedutaan besar negara asing.

Di tempat lain di kota itu, pasukan keamanan juga menembakkan gas air mata untuk membubarkan mahasiswa. Para mahasiswa mogok sekolah dan mengikuti demonstrasi meskipun PM Mahdi memperingatkan mereka untuk tidak ikut campur.

Dalam sebuah unggahan di Facebook, PM Mahdi menyatakan bahwa dia telah memberi tahu Utusan Khusus PBB untuk Irak Jeanine Hennis-Plasschaert, pasukan keamanan telah diberikan arahan untuk melindungi hak protes damai.

Mahdi juga menyebut bahwa pemerintah telah mengambil langkah untuk memenuhi tuntutan para demonstran.

Setelah gelombang protes pertama, PM Mahdi berjanji akan melakukan perombakan kabinet dan memotong gaji para pejabat tinggi. Dia juga mengatakan akan mengalokasikan US$51 juta untuk menyokong warga yang tidak memiliki pekerjaan, mengatur program pelatihan untuk anak muda dan membangun 100.000 rumah di kawasan miskin.

Sumber : BBC

Berita Lainnya
×
tekid