sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Di tengah sanksi AS, Uni Eropa mendorong peningkatan perdagangan dengan Iran

Perdagangan antara Iran dan Uni Eropa adalah aspek mendasar dari hak Iran untuk mendapat keuntungan ekonomi, menurut Mogherini.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 07 Agst 2018 17:22 WIB
Di tengah sanksi AS, Uni Eropa mendorong peningkatan perdagangan dengan Iran

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Federica Mogherini mengatakan UE mendorong perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan bisnis mereka dengan Iran mengingat Teheran telah mematuhi komitmen mereka terhadap kesepakatan nuklir 2015.

Dalam lawatannya ke Wellington, Selandia Baru, pada Selasa (7/8), Mogherini menegaskan bahwa terserah orang Eropa untuk memutuskan dengan siapa mereka ingin berdagang.

"Kami melakukan yang terbaik untuk mengawasi agar Iran tetap dalam pakta, untuk menjaga agar Iran tetap mendapat manfaat ekonomi yang diberikan kesepakatan (nuklir) karena kami meyakini ini merupakan kepentingan keamanan yang bukan hanya bagi kawasan kami, namun juga dunia. Jika ada yang harus disampaikan, maka (kesepakatan nuklir) itu harus dipertahankan," tegas Mogherini seperti dikutip dari The Washington Post, Selasa (7/8).

Per Selasa pukul 12.01, Amerika Serikat (AS) menghidupkan kembali sanksi ekonomi yang keras terhadap Iran, untuk meningkatkan tekanan terhadap Negeri Para Mullah tersebut. Di lain sisi, kebijakan AS memicu kekecewaan mendalam dari sekutunya di Eropa.

Sanksi terhadap Iran diberlakukan kembali setelah pada 9 Mei lalu Trump mengumumkan penarikan AS dari kesepakatan nuklir 2015. 

Bagi Trump, kesepakatan nuklir Iran yang ditandatangani pada 2015 tersebut "mengerikan". Trump menilai dengan pulihnya perekonomian Iran maka negara itu dapat memicu konflik di Timur Tengah lewat dukungan mereka terhadap sejumlah kelompok bersenjata.

"Kami mendesak seluruh negara untuk mengambil langkah-langkah untuk memperjelas bahwa rezim Iran menghadapi pilihan: mengubah perilaku mengancam, mendestabilisasi dan berintegrasi kembali dengan ekonomi global, atau terus menyusuri jalan isolasi ekonomi," ungkap Trump dalam sebuah pernyataan.

Seperangkat sanksi AS yang pertama diterapkan memengaruhi transaksi keuangan yang melibatkan dolar AS, sektor otomotif, pembelian pesawat komersial, perdagangan logam mulia termasuk emas, ekspor karpet, pistachio, dan caviar.

Sponsored

Sementara, sanksi kedua yang menargetkan sektor minyak dan bank sentral akan diberlakukan pada awal November.

Trump memperingatkan bahwa pihak-pihak yang tidak mengakhiri hubungan ekonomi dengan Iran "berisiko terkena konsekuensi berat."

Untuk melindungi bisnis Eropa dari dampak sanksi, UE pada Senin (6/8) memberlakukan "UU Pemblokiran". UU tersebut akan melarang perusahaan-perusahaan dan pengadilan Uni Eropa untuk mematuhi sanksi Amerika Serikat terhadap Iran.

Saat konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters, Mogherini menekankan bahwa UE dan Selandia Baru melihat kebutuhan untuk mempertahankan kesepakatan nuklir dengan Iran, meski AS menarik diri. Kedua belah pihak membahas secara rinci upaya untuk tetap membuka saluran perdagangan dan keuangan dengan Iran.

"Kami mendorong usaha kecil dan menengah khususnya untuk meningkatkan (aktivitas) bisnis dengan dan di Iran sebagai bagian dari sesuatu (yang) bagi kami adalah prioritas keamanan," tutur Mogherini seraya menambahkan bahwa perdagangan merupakan bagian integral dari kesepakatan nuklir.

Perdagangan antara Iran dan Uni Eropa "adalah aspek mendasar dari hak Iran untuk mendapat keuntungan ekonomi sebagai pertukaran atas apa yang telah mereka lakukan sejauh ini, yang sesuai dengan semua komitmen nuklir mereka," kata Mogherini.

Berita Lainnya
×
tekid