sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Diancam Presiden Erdogan, AS tuntut penjelasan

Tidak hanya mengancam akan menutup Incirlik, Presiden Erdogan juga mengatakan bisa menghentikan operasional pasukan NATO di Kurecik.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 18 Des 2019 13:02 WIB
Diancam Presiden Erdogan, AS tuntut penjelasan

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper menuturkan dia perlu berbicara dengan mitranya, Menteri Pertahanan Turki, untuk memahami seberapa serius pernyataan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang mengancam akan menutup pangkalan udara Incirlik.

Pangkalan udara Incirlik menjadi tuan rumah bagi sejumlah hulu ledak nuklir AS, yang merupakan warisan dari Perang Dingin. Incirlik juga menjadi pangkalan strategis yang digunakan untuk menyerang ISIS.

Peringatan Erdogan datang pada hari Minggu (15/12), sebagai respons atas ancaman sanksi AS dan resolusi Senat AS yang mengakui pembunuhan massal bangsa Armenia seabad lalu sebagai genosida. 

"Itu belum dibahas dengan saya. Pertama kali saya mengetahuinya dari surat kabar ... dan saya perlu membahas dengan rekan saya untuk memahami apa artinya pernyataan tersebut dan seberapa serius itu," kata Esper kepada awak media pada Senin (16/12).

Selain Incirlik, Presiden Erdogan juga mengancam menutup pangkalan radar Kurecik yang digunakan oleh pasukan NATO. Esper menekankan, jika Turki serius ingin menutup Kurecik, maka itu harus didiskusikan dengan NATO.

"Mereka (Turki) adalah negara berdaulat, sehingga mereka memiliki hak yang melekat untuk menampung atau tidak menampung pangkalan NATO atau pasukan asing," tegas Esper. "Namun sekali lagi, saya pikir ini menjadi isu aliansi, komitmen Anda pada aliansi."

Para diplomat NATO disebut khawatir bahwa Turki, anggota NATO sejak 1952 dan sekutu penting di Timur Tengah, semakin bertindak secara sepihak.

Demokrat dan Republik bersatu

Sponsored

Pekan lalu, Senat AS dengan suara bulat mengeluarkan resolusi yang menyoroti pembunuhan massal bangsa Armenia seabad lalu, langkah bersejarah yang membuat berang Turki dan memberikan pukulan terhadap hubungan Ankara-Washington yang sudah bermasalah.

Erdogan mengatakan, pihaknya mungkin akan merespons resolusi tersebut.

Selain itu, Kongres AS juga bersatu terhadap kebijakan terkait Turki baru-baru ini. Para senator Republik disebut marah dengan pembelian sistem rudal S-400 Rusia oleh Turki, yang menurut AS merupakan ancaman bagi jet tempur F-35 dan tidak dapat diintegrasikan ke dalam pertahanan NATO.

Republikan dan Demokrat pun satu suara untuk menghukum Turki atas operasi militer di Suriah utara pada 9 Oktober. Pekan lalu, komite Senat AS mendukung RUU untuk menjatuhkan sanksi, mendorong Presiden Donald Trump mengambil garis keras terhadap Ankara.

Pemerintahan Trump sejauh ini belum mengenakan sanksi pada Turki. Padahal pada 2017 Presiden AS meneken UU yang mengamanatkan sanksi keuangan bagi negara-negara yang menjalin bisnis dengan militer Rusia.  (Al Jazeera)

Berita Lainnya
×
tekid