sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dihantui sanksi AS, Turki: Kami bisa tutup pangkalan udara Incirlik

Pangkalan udara Incirlik di Turki merupakan tuan rumah bagi sejumlah hulu ledak nuklir Amerika Serikat.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 16 Des 2019 20:01 WIB
Dihantui sanksi AS, Turki: Kami bisa tutup pangkalan udara Incirlik

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki dapat menutup pangkalan udara Incirlik yang menjadi tuan rumah bagi sejumlah hulu ledak nuklir Amerika Serikat. Pernyataan Erdogan tersebut merupakan respons atas ancaman sanksi AS.

"Kami punya wewenang ... Kami akan menutup Incirlik jika memang diperlukan," kata Erdogan kepada A Haber TV pada Minggu (16/12).

Pekan lalu, para senator AS mendukung RUU untuk menjatuhkan sanksi pada Turki atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 pabrikan Rusia pada awal 2019 dan operasi militer Turki baru-baru ini di Suriah utara.

Incirlik adalah pangkalan udara utama yang digunakan oleh Angkatan Udara Turki. Lokasinya di luar Kota Adana, sekitar 150 km dari perbatasan Suriah. 

Sejak November 2011, Angkatan Udara AS telah menerbangkan drone dari Incirlik dan menggunakan pangkalan itu untuk melakukan serangan udara terhadap ISIS. Dan hulu ledak nuklir AS di Incirlik adalah warisan dari Perang Dingin.

Erdogan menambahkan bahwa Turki juga dapat menutup pangkalan radar Kurecik jika diperlukan. Kurecik di Turki timur adalah pangkalan utama NATO.

"Jika mereka mengancam kami dengan menerapkan sanksi, tentu saja, kami akan membalas," ujar Erdogan.

Berbicara tentang resolusi terpisah yang diloloskan Senat AS pada Jumat (13/12), yang mengakui pembunuhan massal warga Armenia pada akhir Perang Dunia I sebagai genosida, Erdogan menegaskan bahwa RUU itu sepenuhnya politis.

Sponsored

Dukungan Senat AS tersebut dipandang sebagai langkah terbaru untuk mendorong Donald Trump mengambil kebijakan yang lebih keras terhadap Ankara. Sejauh ini, pemerintahan Trump tidak mengenakan sanksi meski pada 2017 Presiden AS menandatangani UU yang mengamanatkan penalti bagi negara-negara yang menjalin bisnis dengan militer Rusia. 

Washington sendiri telah mengakhiri keikutsertaan Ankara dari program produksi jet tempur siluman F-35 sebagai balasan atas pembelian S-400 Rusia.

Berbicara dalam sebuah konferensi pers di Qatar pada Sabtu (13/12), Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa pihaknya tidak akan membatalkan perjanjian dengan Rusia atas S-400, apa pun konsekuensinya. (Al Jazeera)

Berita Lainnya
×
tekid