sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Diingatkan Duterte soal perilaku di Laut China Selatan, begini respons Beijing

China menepis seruan Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk menjaga sikap di Laut China Selatan.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 16 Agst 2018 17:32 WIB
Diingatkan Duterte soal perilaku di Laut China Selatan, begini respons Beijing

China menolak seruan Presiden Filipina Rodrigo Duterte agar Beijing memikirkan kembali perilakunya di Laut China Selatan. Beijing menegaskan, pihaknya memiliki hak untuk bereaksi terhadap kapal atau pesawat asing yang mendekati pulau-pulaunya.

Sebelumnya, Duterte mengatakan bahwa China tidak berhak mengusir pesawat dan kapal asing yang melewati pulau-pulau buatannya yang berada di perairan yang disengketakan. Orang nomor satu di Filipina itu pun berharap, China akan "melunakkan" perilakunya dan berhenti membatasi pergerakan.

Lewat sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri China mengatakan, Kepulauan Spratly adalah wilayah inheren China dan China menghormati hak kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut China Selatan yang dimiliki seluruh negara di bawah hukum internasional.

"Namun, China mempunyai hak untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk merespons pesawat dan kapal asing yang sengaja mendekati atau menyerang ke udara dan perairan di dekat pulau-pulau-pulau yang relevan dengan China, dan tindakan provokatif yang mengancam keamanan personel China yang ditempatkan di sana," ungkap pernyataan tersebut seperti dikutip dari Reuters, Kamis (16/8).

Selain itu, China juga mengajak pihak-pihak terkait untuk melindungi situasi baik saat ini di Laut China Selatan, yang tidak tercapai dengan mudah.

China, Taiwan, Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Brunei Darussalam terlibat dalam sengketa wilayah di Kepulauan Spratly. Ada pun China telah dengan cepat mengubah terumbu karang di wilayah itu menjadi pulau-pulau buatan yang diyakini merupakan instalasi militer. 

Personel China secara rutin dilaporkan mengusir kapal-kapal asing dari wilayah itu.

Duterte sendiri menjalin relasi baik dengan Beijing, memperoleh miliaran dolar dalam bentuk hibah, pinjaman dan investasi. Dia menolak kritik bahwa dirinya tunduk pada tekanan China atau menyerahkan kedaulatan Filipina.

Sponsored

Namun, alih-alih menyalahkan China untuk membangun dan memiliterisasi pulau-pulau yang disengketakan, Duterte justru mengatakan Amerika Serikat bersalah karena tidak mencegah Tiongkok saat pembangunan dimulai.

Di lain sisi, China telah dibuat marah oleh tindakan AS yang mengutus kapal dan pesawat militernya mendekati pulau-pulau yang diduduki di Laut China Selatan atas nama kebebasan navigasi. China mengklaim bahwa operasi itu sangat provokatif dan berpotensi berbahaya.
 

Berita Lainnya
×
tekid