sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ditentang aktivis, Mariah Carey tetap tampil di Arab Saudi

Meski menuai banyak tentangan, Mariah Carey tetap tampil di Arab Saudi pada Kamis (31/1) malam waktu setempat.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 01 Feb 2019 16:25 WIB
Ditentang aktivis, Mariah Carey tetap tampil di Arab Saudi

Ketika penyanyi terkemuka asal Amerika Serikat, Mariah Carey, ditawari untuk tampil di Arab Saudi, menurut juru bicaranya, dia menerima kesempatan itu sebagai langkah positif menuju peniadaan segregasi gender.

Carey berharap dapat menginspirasi dan memberikan semangat kepada audiens.

Namun, bintang pop dan peraih Grammy Award itu mendapat kecaman karena menerima tawaran untuk konser di Arab Saudi, terutama dari kalangan aktivis. 

"Pemerintah Arab Saudi menggunakan hiburan untuk mengalihkan perhatian orang dari pelanggaran hak asasi manusia karena mereka merasakan ada amarah di kalangan masyarakat," kata Omaima al-Najjar, seorang wanita Saudi yang mencari perlindungan politik di luar negeri dan ikut mendirikan Women for Rights di Arab Saudi (WARSA).

Najjar menilai pemerintah menggunakan konser sebagai pengalih perhatian dari beberapa persoalan seperti perang yang dipimpin Arab Saudi di Yaman, pelanggaran HAM yang terjadi di bawah kekuasaan Putra Mahkota Mohammad bin Salman, serta hukum perwalian pria yang represif dan membatasi kebebasan wanita.

WARSA meminta Carey untuk turut menandatangani petisi yang memboikot Arab Saudi. Mereka meminta Carey untuk menandatanganinya karena menganggap sosoknya "memiliki kekuatan untuk membela perempuan ... sebagai seorang seniman dan perempuan."

Boikot, menurutnya, tidak akan berdampak negatif pada warga Arab Saudi karena banyak yang memang tidak mampu membeli tiket konser yang biasanya dijual seharga US$68 hingga US$457.

Para aktivis memintanya untuk membatalkan konser pada Kamis (31/1) malam atau menggunakan kesempatan itu untuk menyoroti nasib buruk para wanita Arab Saudi yang dipenjara.

Sponsored

Menurut Najjar, artis seperti Carey seharusnya hanya mau tampil di Arab Saudi jika pemerintah membebaskan tahanan aktivis perempuan.

Beberapa juga meminta Carey untuk mengakui pembunuhan brutal kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.

Meskipun Arab Saudi baru-baru ini melonggarkan beberapa pembatasan bagi perempuan, pemerintah tetap menindak perempuan yang menyerukan kebebasan lebih lanjut.

Loujain Alhathloul adalah salah satu aktivis wanita yang berada di balik jeruji besi sejak Mei 2018. Dia ditangkap setelah memperjuangkan hak-hak perempuan di Arab Saudi. Loujain bahkan pernah menyetir dari Uni Emirat Arab ke Arab Saudi ketika perempuan masih dilarang mengemudikan kendaraan.

Dia juga berjuang melawan hukum perwalian yang mengharuskan laki-laki untuk menyetujui partisipasi perempuan dalam kegiatan tertentu.

Washington Post melaporkan bahwa orang-orang yang mengetahui kondisi para aktivis di penjara mengatakan bahwa mereka dipukuli dan kurang tidur. Beberapa aktivis memiliki tanda-tanda pelecehan yang nyata, termasuk gemetar yang tidak terkendali atau kesulitan berdiri.

Human Rights Watch (HRW) juga melaporkan bahwa pihak berwenang Arab Saudi telah menyiksa dan melecehkan secara seksual sejumlah advokat hak-hak perempuan yang telah ditahan sejak Mei.

Saudara laki-laki Loujain, Walid Alhathloul menulis dalam sebuah artikel opini di CNN bahwa saudara perempuannya secara rutin dicambuk, dipukuli, disetrum, dan dilecehkan.

"Setiap kali Loujain berbicara tentang penyiksaannya kepada orang tua saya, tangannya bergetar tidak terkendali," tulis Walid. "Saya khawatir rasa sakit itu akan melekat bersamanya selamanya."

Walid menambahkan, dia ingin melihat Carey menyuarakan pembebasan saudarinya. Di Twitter, saudara perempuan Loujain, Alia, juga meminta Carey untuk mengingat bahwa dia dapat tampil di Arab Saudi berkat aktivisme saudarinya.

"Saya berharap dia dapat menghadiri konser Anda," tulis Alia. "Tetapi dia terkunci di balik jeruji besi karena mencoba meningkatkan kualitas hidup wanita."

Bagaimanapun, Carey menolak mundur. Dalam sebuah pernyataan, juru bicaranya mengatakan, "Sebagai artis internasional wanita pertama yang tampil di Arab Saudi, Mariah menyadari signifikansi budaya dari acara ini dan akan terus mendukung upaya global menuju kesetaraan untuk semua."

Video dari acara yang diunggah di media sosial menunjukkan Carey naik ke panggung pada Kamis malam dengan mengenakan gaun panjang berlengan panjang yang berkilau dengan rambut yang tidak ditutup.

Dilansir dari media asal Arab Saudi, Arab News, penampilannya malam itu "menyenangkan dan ditunggu-tunggu." Carey tampil dengan DJ Tiesto, Sean Paul, dan penyanyi kelahiran Yaman, Balqees Fathi.

Nasib perempuan di Arab Saudi menjadi sorotan lebih pada Januari berkat Rahaf Mohammed, wanita Saudi berusia 18 tahun yang berupaya masuk ke Australia untuk mencari suaka. Rahaf mengaku keluarganya memperlakukannya secara kasar dan dia takut akan dibunuh jika kembali bersama mereka ke Arab Saudi.

Setelah pihak berwenang Thailand menahannya saat sedang transit di Bangkok, Rahaf membarikade dirinya di kamar hotel dan menuntut untuk berbicara dengan badan pengungsi PBB. Kisahnya menjadi viral, dan Kanada segera merespons untuk menawarkannya suaka. (The Washington Post dan The Guardian)

Berita Lainnya
×
tekid