sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Erdogan: Tidak ada kesepakatan bandara tanpa pemerintah Taliban 'inklusif'

Turki telah merencanakan untuk membantu mengamankan dan menjalankan bandara sebelum Taliban merebut ibu kota Afghanistan bulan lalu.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Senin, 27 Sep 2021 14:34 WIB
Erdogan:  Tidak ada kesepakatan bandara tanpa pemerintah Taliban 'inklusif'

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengatakan Turki mengharapkan pemerintah di Afghanistan untuk menjadi "inklusif". Pernyataan ini seolah menjadi penekan terhadap Taliban, sebelum kesepakatan dapat dibuat tentang pengoperasian bandara strategis Kabul.

Turki telah merencanakan untuk membantu mengamankan dan menjalankan bandara sebelum Taliban merebut ibu kota Afghanistan dengan cepat bulan lalu.

Ada juga negosiasi tentang masalah ini musim panas ini antara pejabat Turki dan AS, tetapi setelah kembalinya Taliban, pasukan Turki yang ditempatkan di negara itu mundur.

Penarikan Turki bersama pasukan NATO lainnya mengikuti berakhirnya konflik militer terpanjang Amerika Serikat bulan lalu.

Jatuhnya Kabul menghancurkan rencana itu tetapi Turki telah mengadakan pembicaraan dengan Taliban tentang kondisi di mana ia dapat membantu mengoperasikan bandara.

"Pemerintah di Afghanistan tidak inklusif, tidak merangkul semua faksi yang berbeda. Selama itu akan menjadi pertanyaan kami tidak akan hadir di Afghanistan, tetapi jika pemerintah akan lebih inklusif, kami bisa berada di sana, hadir, sebagai Turki, ”kata Erdogan kepada penyiar Amerika CBS News.

“Kami mengharapkan semua wanita untuk terlibat dalam setiap aspek kehidupan di Afghanistan dengan cara yang sangat aktif. Dan setiap kali wanita menjadi lebih aktif dalam setiap aspek kehidupan, kami dapat mendukung mereka,” tambahnya, menurut transkrip wawancara yang disediakan oleh CBS News.

Erdogan membahas manajemen bandara Turki dengan Presiden AS Joe Biden selama pertemuan pertama mereka pada bulan Juni di sela-sela KTT NATO di Brussels.

Sponsored

Tetapi hubungan antara kedua presiden itu tegang, dengan Erdogan mengakui pada hari Kamis bahwa mereka "tidak memulai dengan awal yang baik."

Salah satu masalah yang menyebabkan ketegangan adalah pembelian sistem pertahanan rudal Rusia oleh Turki, yang menurut Washington merupakan ancaman bagi aliansi Barat.

Menjelang kunjungan ke Rusia pada hari Rabu, Erdogan mengindikasikan dalam wawancara CBS News bahwa Turki akan melanjutkan pembelian kedua dari Moskow.

“Di masa depan, tidak ada yang bisa ikut campur dalam hal sistem pertahanan seperti apa yang kami peroleh, dari negara mana pada tingkat apa,” kata Erdogan dalam menanggapi pertanyaan tentang niat Turki di masa depan.(yenisafak)

Berita Lainnya
×
tekid